Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme kronis yang ditandai dengan meningkatnya
kadar gula darah atau hiperglikemia. Andaliman merupakan salah satu rempah tradisional yang
hanya terdapat di Sumatera Utara dan diduga memiliki aktivitas antidiabetes. Tujuan penelitian ini
adalah menentukan aktivitas antidiabetes ekstrak andaliman secara in vivo. Buah andaliman
diesktraksi dengan cara maserasi. Penentuan aktivitas antidiabetes dilakukan dengan metode uji
toleransi glukosa, uji antidiabetes induksi aloksan, dan uji histologi menggunakan mencit Swiss
Webster. Pada uji toleransi glukosa, mencit dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok kontrol,
ekstrak andaliman dosis 12,5 mg/kg bb, dan dosis 25 mg/kg bb. Kadar gula darah mencit diukur
pada awal percobaan dan menit ke-30, 60, 90, 120, dan 150 setelah pemberian larutan glukosa.
Pada uji antidiabetes induksi aloksan, mencit dibagi ke dalam enam kelompok, yaitu kontrol positif,
negatif, glibenklamid, metformin, ekstrak andaliman dosis 12,5 mg/kg bb, dan dosis 25 mg/kg bb.
Setelah diinduksi, mencit diobati sekali sehari selama 21 hari sambil diukur kadar gula darahnya
pada hari ke-3, 7, 14, dan 21. Pada hari ke-21, mencit dikorbankan dan dilakukan uji histologi pada
pankreasnya. Dari hasil uji toleransi glukosa dan antidiabetes, ekstrak andaliman dosis 25 mg/kg bb
memberikan profil penurunan kadar gula darah dan efek yang paling baik. Dari hasil uji histologi,
dapat dilihat bahwa ekstrak buah andaliman dapat meningkatkan proses regenerasi sel beta
pankreas.
Perpustakaan Digital ITB