digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perekonomian Indonesia sedang berkembang, ditandai dengan kenaikan PDB dari 5,07% di tahun 2017 menjadi 5,19% di awal tahun 2018. Konsumsi rumah tangga berupakan kontributor terbesar terhadap pertumbuhan Indonesia, dengan proporsi 56% dari total PDB. Namun, industri ritel di Indonesia mengalami penurunan selama empat tahun terakhir, dari angka tertinggi mencapai 28,2% pada bulan Desember 2013, hingga sekarang turun drastis menjadi 2,9% pada bulan November 2017. Data ini berdasarkan survey ritel di Indonesia oleh Bank Indonesia. Tidak hanya di dalam negeri, industri ritel Indonesia pun ikut merosot di kancah global. Ditandai dengan penurunan ranking Global Retail Development Index (GRDI), yang dilaporkan oleh AT Kearney pada tahun 2017. PT Hero Supermarket Tbk. adalah perusahaan ritel Indonesia yang didirikan tahun 1971 dengan lini bisnis yang mencakup supermarket, hypermarket, kesehatan dan kecantikan, serta perlengkapan rumah tangga. Memiliki 452 toko ritel di bulan Desember 2017. PT Hero Supermarket termasuk salah satu pemain besar dalam industrinya. Namun, fakta ini tidak menjamin perusahaan dari kerugian di tahun 2015 dan 2017. Penelitian ini melakukan valuasi terhadap perusahaan yang memiliki pendapatan negative dengan metode penelitian mengacu kepada tulisan Damodaran yang berjudul “Dark Side of Valuation” (2000), tentang valuasi terhadap perusahaan dengan pendapatan negatif, Amazon.com. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa PT Hero Supermarket memiliki profitabilitas yang buruk di antara tahun 2013 dan 2017. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan perusahaan untuk mengontrol biaya operasional dan penjualan tidak cukup untuk mengimbangi biaya operasional tersebut. Pnelitian ini menggunakan dua metode; relative valuation dan discounted cash flow valuation. Berdasarkan hasil dari relative valuation, saham HERO memiliki harga yang tergolong rendah dibandingkan kompetitornya dikarenakan pesimisme pasar. Hal yang mendorong pesimisme pasar salah satunya adalah PT Hero Supermarket pernah mengalami kerugian di tahun 2015 dan 2017. Karenanya, ppasar menjadi waspada kemungkinan perusahaan akan mengulangi kerugian tersebut. Sedangkan berdasarkan hasil discounted free cash flow valuation, unuk nilai intrinsik dari saham HERO sebesar IDR 655 per lembar saham, pasar memberikan harga IDR 925. Ini menunjukkan saham HERO overvalued. Dengan kata lain, pasar masih optimis terhadap saham HERO dibandingkan perhitungan fundamentalnya. Saat ini, perusahaan sedang gencar melakukan ekspansi, baik dengan meningkatkan ritel non-food maupun dengan menyentuh kawasan timur Indonesia yang masih sepi persaingannya. Brand non-food nya saat ini, IKEA dan Guardian, mendapatkan popularitas di kalangan para konsumer, terutama konsumer muda. Mayoritas pemegang saham HERO, Mulgrave Corp. BV dan The Dairy Farm Ltd. juga menjadi pendukung dalam kesimpulan ini. Fakta bahwa raksasa ritel dari Hong Kong ini berinvestasi di HERO menunjukkan bahwa perusahaan ini masih dipercaya dang dianggap layak untuk investasi