digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2018 TA PP SITI AISYA 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Lili Sawaludin Mulyadi

: Instalasi perancangan sistem pemanenan air hujan dan recycle air wudhu direncanakan akan dibangun dikawasan kompleks Masjid Salman ITB. Selama ini sumber air yang digunakan di kawasan Masjid Salman ITB sebagian besar berasal dari air tanah yang dipompa disekitar masjid Salman dan sumbangan dari ITB yang berasal dari mata air. Hal tersebut akan menimbulkan dampak penurunan muka air tanah. Berdasarkan data Laboratorium Analisis Meteorologi ITB serta data Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung, dari tahun 2007-2016 kondisi curah hujan di daerah dago dan sekitar ITB rata rata 6,65 mm/jam,air hujan yang dapat dimanfaatkan sebanyak 6,32 m3/hari. Berdasarkan hasil survey tercatat rata rata tiap hari jemaah shalat di Masjid Salman mencapai 3.709 orang dengan pemakaian rata-rata 1,5 liter/orang dan debit harian maksimum mencapai 6,1 m3/hari. Terdapat 4 kawasan atap gedung sebagai area tengkapan air hujan yaitu Gedung sayap selatan, Gedung Serba guna, gedung kayu dan kawasan Masjid sesuai dengan area penangkapan. Peruntukan jumlah air tersebut dibagi 2 pengolahan yaitu untuk air minum dan air bersih, Berdasarkan hasil pengujian air hujan di setiap atap dan recycle air limbah wudhu ada beberapa parameter yang tidak sesuai baku mutu yang digunakan sesuai dengan parameter peruntukan air hujan dan air limbah wudhu. Untuk parameter air hujan yang berasal dari atap gedung yang digunakan untuk air bersih khususnya mengairi tanaman terdapat 2 parameter yang melebihi baku mutu yaitu pH dan fecal Coliform dengan mengacu pada standar baku mutu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Air dan Pengendalian kualitas air golongan II. Untuk air bersih yang bersumber dari air hujan atap masjid, atap tempat wudhu dan limbah air wudhu direncanakan pengolahan air hujan digabung dengan air limbah wudhu karena karakteristik kualitas limbah yang tidak jauh beda, dan lokasi tempat efluen air wudhu berdekatan diantar atap Masjid dan atap tempat wudhu. Parameter yang melebihi baku mutu yaitu pH, total Coliform, fecal colifom, zat organik, besi, bau, Untuk air minum bersumber dari air hujan dengan daerah tangkapan atap GSS dan GSG parameter yang melebihi baku mutu yaitu total Coliform, fecal colifom, zat organik, warna, TDS, bau,dan turbiditas dengan mengacu pada standar baku mutu Permenkes No.492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Air Minum.Sumber untuk air minum berasal dari air hujan dengan daerah tangkapan atap GSS dan GSG yang menggunakan unit pengolahan first flush diverter, saringan pasir cepat, cartridge filtration, untuk desinfeksi. Sedangkan untuk air bersih bersumber dari air hujan dari atap masjid, atap tempat wudhu dan recycle air wudhu dengan menggunakan pengolahan unit, filtrasi saringan pasir cepat, dan desinfeksi sedangkan sumber untuk air bersih yang bersumber dari air hujan melalui atap gedung kayu dengan menggunakan unit first flush diverter. Investasi awal untuk perencanaan sistem pemanenan air hujan dan pengolahan limbah wudhu yaitu Rp 150.692.838,87 biaya untuk perawatan dan maintenance sebesar Rp 2.691.480,00 Hasil Net Present Value lebih dari 0 maka proyek layak dibangun dan waktu pengembalian uang dari investasi dan maintenance hanya butuh 2 tahun.