PT ABC adalah salah satu perusahaan kontraktor terbesar di Indonesia yang berfokus pada sektor infrastruktur. Pada saat ini, proyek yang sedang berjalan adalah Light Rail Transit di Kota Bandung. LRT Bandung ini tersedia untuk memfasilitasi akses dari pasar dan ke pasar (Pasar baru, Pasar Kosambi, Pasar Palasari, Pasar Ancol Karapitan, and ITC Kebon Kalapa). Viability Gap Funds – Dana yang diberikan oleh pemerintah kepada proyek infrastructural, tidak berlaku pada proyek LRT ini. Oleh karena itu, PT ABC menghadapi masalah terkait arus kas dalam proyek ini, dimana hal ini dapat mengancam kelayakan proyek. Maka dari itu, dibutuhkan suatu kebijakan yang dapat mendukung kelayakan dari proyek LRT Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk membantu perusahaan dalam mengembangkan kebijakannya. Menentukan akar masalah, mengerti kondisi internal perusahaan, dan posisi mereka di dalam suatu industry sangatlah diperlukan. Setelah itu, peneliti akan berfokus pada skema bisnis perusahaan dan bagaimana skema tersebut mempengaruhi alat-alat kelayakan finansial, seperti Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Payback Period. Keberadaan dari skema bisnis ini melahirkan alternatif yang melibatkan Pemerintah Kota dan PT XYZ (pengelola pasar di Bandung). Alternatif yang pertama akan berfokus pada peningkatan tiket LRT. Alternatif kedua akan dalam bentuk pemberian hak guna lahan oleh pemerintah, dimana hal ini nantinya akan menghasilkan pendapatan sewa lahan. Semenjak jalur LRT ini melewati pasar tradisional yang dikelola oleh PT XYZ dimana nantinya akan meningkatkan nilai dari pasar tersebut, maka PT ABC meminta kompensasi pendapatan pada PT XYZ, dimana ini direpresentasikan sebagai alternatif ketiga.
Dan akhirnya, peneliti akan berfokus kepada kombinasi dari ketiga alternatif tersebut. Analyisis yang dibuat akan mempertimbangkan bagaimana kenaikan tariff dapat mempengaruhi kemampuan dan kesediaan masyarakat bandung untuk membayar tiket, dan minimnya tarif akan berdampak pada tingginya kompensasi pendapatan yang harus diberikan, yang tentunya akan membebani PT XYZ secara finansial. Dari analisis tersebut dapat ditentukan berapa besaran tarif yang harus diaplikasikan dan berapa besaran kompensasi pendapatan yang harus diberikan.
Perpustakaan Digital ITB