digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Desa Jumoyo sebagai salah satu wilayah terdampak bencana lahar dingin Gunung Merapi pada tahun 2010, mengalami kerusakan parah di berbagai sektor, seperti fisik, ekonomi, sosial, dan infrastruktur. Kegiatan pemulihan menjadi penting dilakukan untuk menjaga keberlanjutan kehidupan sosial. Peran serta berbagai aktor sangat dibutuhkan untuk membantu keterbatasan pemerintah dalam menyediakan sumber daya. Di sisi lain komunitas pun harus menjadi pelaku aktif untuk memulihkan kembali kondisinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran jaringan sosial dalam pemulihan pasca bencana lahar dingin di Desa Jumoyo. Dengan pengidentifikasian terhadap relasi dan interaksi yang terjalin antaraktor dalam kegiatan pemulihan dapat digambarkan karakteristik jaringan sosial yang terbentuk di Desa Jumoyo. Melalui metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan content analysis dan analisis jaringan sosial, penelitian ini berupaya untuk menggambarkan kondisi dan peran jaringan sosial baik ke dalam maupun ke luar komunitas dalam pelaksanaan pemulihan. Hasil penelitian menunjukkan adanya kelompok primer di internal Desa Jumoyo yang menjadi penggerak pemulihan. Secara keseluruhan keterlibatan aktor-aktor tersebut didasarkan pada ikatan kuat karena adanya hubungan pertemanan terhadap aktor utama. Ikatan kuat tersebut menjadi manifestasi pembentukan ikatan lemah dan menjadi penyokong interaksi antaraktor lainnya dalam pemulihan. Sedangkan untuk jaringan eksternal, relasi yang terbentuk dalam kegiatan pemuilhan masih bersifat pasif. Hal ini menyebabkan kegiatan pemulihan yang dilakukan masih belum optimal karena banyaknya kegiatan pemulihan yang dilakukan tidak tepat sasaran dan tidak bertahan. Sedangkan relasi aktif yang terjadi dengan aktor eksternal cenderung memiliki intensitas interaksi yang tinggi dan mampu memicu ikatan yang kuat sehingga hubungan yang terbentuk masih terus berlanjut hingga saat ini. Diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberlanjutan jaringan eksternal, yaitu pengalaman kerja sama, peran pemimpin, komunikasi, dan kesamaan persepsi dan komitmen antaraktor. Keberadaan faktor ini akan menentukan apakah jaringan eksternal yang telah terbentuk dalam kegiatan pemulihan mampu berlanjut atau tidak. Oleh karena itu komunitas harus secara aktif dan inisiatif memanfaatkan dan menjaga relasi dengan aktor lain dalam jaringan.