digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Data lendutan perkerasan dari tes FWD (Falling Weight Deflectometer) dan analisis backcalculation merupakan proses yang sangat umum dilakukan untuk mengestimasi Modulus elastis (E) struktur perkerasan eksisting. Analisis backcalculation telah dilakukan penyederhanaan yaitu kondisi bonding di interface antar lapis perkerasan full bonded atau ikatan penuh. Kondisi bonding di interface mempengaruhi struktur perkerasan dimana kondisi bonding yang lemah akan menyebabkan stuktur perkerasan bekerja sendiri-sendiri serta efeknya akan mengurangi usia perkerasan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kondisi bonding di interface lapis beraspal perkerasan lentur terhadap umur sisa perkerasan-perkerasan lentur serta dilihat juga pengaruh kondisi bonding dan Modulus elastis (E) terhadap lendutan. Proses simulasi lendutan FWD untuk setiap variasi kondisi bonding dilakukan dengan bantuan program BISAR 3.0. Hasil lendutan simulasi dilakukan analisis backcalculation memakai program ELMOD 6.0 sehingga didapat Modulus elastis (E) baru yang merepresentasi kondisi bonding tertentu. Selanjutnya dilakukan proses perhitungan umur sisa perkerasan dengan metode SHELL (1978). Dari hasil komparasi lendutan hitung dan lendutan FWD, kondisi bonding terletak didalam rentang Ks 103 MN/m3–103 MN/m3 atau terletak pada partial bond hingga full bond. Sedangkan, perubahan Modulus elastis (E) berpengaruh terhadap lendutan dan pengaruh paling besar terletak di penurunan Modulus elastis (E). Studi kasus menunjukkan umur sisa perkerasan dengan mempertimbangkan kondisi bonding di lapangan cenderung lebih besar daripada umur sisa perkerasan dengan menggunakan asumsi full friction. Perbedaan umur sisa perkerasan berkisar antara 40%-57% dari umur sisa perkerasan kondisi full friction. Dengan melihat perbedaan umur sisa perkerasan tersebut maka dalam evaluasi struktural perkerasan dengan menggunakan data FWD perlu mempertimbangkan kondisi bonding.