digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Terdapat pencemaran logam berat pada Sungai Citarum. Untuk menjaga kualitas air diperlukan monitoring kualitas air baik monitoring kualitas air permukaan dan efluen IPAL agar tetap memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan. Selain cara fisik, kimia, monitoring secara biologis (biomonitoring) merupakan salah satu cara untuk memantau kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan salah satu proses monitoring tersebut yaitu biomonitoring pada efluen IPAL. Dalam penelitian ini digunakan Ikan Sapu Sapu (Liposarcus pardalis) dan Tanaman Kiapu (Pistia stratiotes) sebagai bioindikator dengan melihat bioakumulasi logam berat di dalam tubuhnya. Metodologi yang digunakan adalah sebelumnya melakukan depurasi untuk ikan dan aklimatisasi untuk tanaman. Kemudian ikan dan tanaman diletakkan ke dalam reaktor yang telah didesain dan diletakkan setelah efluen IPAL industri. Ikan dan tanaman diletakkan secara paralel di reaktor. Tujuan dari perletakan ini adalah untuk melihat akumulasi logam berat pada ikan dan pada tanaman secara bersamaan.. Dilakukan pengenceran air limbah terlebih dahulu sebesar 50% agar ikan bertahan hidup. Hasil laboratorium menunjukkan adanya konsentrasi logam berat pada ikan dan tanaman selama penelitian. Pada daging dan hati ikan Liposarcus pardalis konsentrasi Cu dan Zn telah melebihi baku mutu menurut Kepdirjen POM No 0375/B/SK/VII/89 dan WHO sedangkan konsentrasi Pb dan Cd melebihi baku mutu untuk akumulasi di hati. Semua kandungan logam berat pada akar dan daun Pistia stratiotes mengalami akumulasi dan melebihi baku mutu menurut WHO dan FAO. Dibutuhkan pengolahan yang lebih baik untuk IPAL Industri Y agar memenuhi baku mutu efluen sebelum dibuang ke sungai.