Air merupakan sumber daya alam utama yang menjadi aset berharga bagi manusia. Masyarakat Indonesia memanfaatkan sumur sebagai sumber air alternatif dalam mencegah kurangnya pasokan air minum. Dari 85 persen rumah tangga yang memiliki akses air minum yang layak, 65,17 persen airnya berasal dari sumur. Air sumur banyak mengandung zat-zat mineral, seperti logam berat, dalam konsentrasi tinggi. Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh korelasi pasangan variabel dalam pemodelan semivariogram anisotropik dari data kandungan logam berat dalam air sumur di Kabupaten Bandung. Variabel yang dipilih adalah Cd, Hg, dan Pb sehingga pasangan variabelnya adalah Cd-Hg dan Cd-Pb. Penaksiran parameter model semivariogram dan cross-semivariogram teoritis menggunakan metode weighted least square (WLS) menghasilkan model kubik sebagai model terbaik untuk Cd, Pb, Cd-Hg, dan Cd-Pb dengan jumlah kuadrat galat (JKG) WLS berturut-turut sebesar 816,4162, 1330,6276, 4481,3052, dan 1315,1843 serta model spherikal sebagai model terbaik untuk Hg dengan JKG WLS sebesar 5407,9254. Nilai kandungan logam berat dalam air sumur di lokasi yang tidak terobservasi diestimasi menggunakan interpolasi cokriging yang dilakukan bersamaan dengan validasi model semivariogram dan cross-semivariogram menggunakan metode jackknife. Interpolasi cokriging di lokasi yang terobservasi menggunakan pasangan Cd-Pb menghasilkan JKG cokriging yang lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan pasangan Cd-Hg, yakni sebesar 0,3138 ×10?30. Hasil studi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi pasangan variabel berpengaruh terhadap pemodelan anisotropik yang dilakukan.
Perpustakaan Digital ITB