digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Semakin meningkatnya permintaan terhadap tempat tinggal yang dilengkapi fasilitas perbelanjaan dan rekreasi, menyebabkan diperlukan pembangunan fasilitas rekreasi dan perbelanjaan di kawasan hunian Kota Baru Parahyangan. Dalam tugas akhir ini akan difokuskan terhadap perencanaan terkait aspek manajemen rekayasa dan konstruksi pada proyek pembangunan pusat rekreasi dan perbelanjaan tepi air Kota Baru Parahyangan. Pusat rekreasi dan perbelanjaan tepi air Kota Baru Parahyangan ini merupakan bangunan di tepi perairan dan berada di daerah yang berlereng. Proyek ini terletak di bagian Selatan dari Waduk Saguling yang merupakan ikon Kota Baru Parahyangan. Tantangan yang dihadapi dalam melakukan pembangunan proyek ini yaitu, ada bagian bangunan yang akan dibangun berada di atas air dan tanah yang ada di lokasi proyek ini memiliki daya dukung yang rendah. Dalam merencanakan aspek manajemen dan rekayasa konstruksi pada proyek ini, telebih dahulu diperlukan adanya pemecahan kegiatan-kegiatan proyek menjadi sub-sub kegiatan yaitu pekerjaan persiapan, pekerjaan struktur bawah, pekerjaan struktur atas, pekerjaan drainase, dan pekerjaan perpipaan. Metode pelaksanaan konstruksi direncanakan secara detail pada masing-masing pekerjaan yang didasarkan terkait kondisi lapangan, kemampuan alat, tenaga kerja, dan biaya. Alat berat yang digunakan untuk mempermudah pelaksanaan proses konstruksi yaitu dengan menggunakan tower crane. Penggunaan tower crane ini untuk pemindahan material-material dan juga pengecoran. Pada proyek ini dipilih tower crane karena jangkauannya yang besar dibandingkan dengan mobile crane, karena mobile crane terbatas ketinggiannya sehingga sulit menjangkau bagian tengah gedung apabila tingkatan gedung sudah semakin tinggi. Selain itu, aksesibilitas dan mobilitas mobile crane terbatas karena kedua area tersebut dekat ataupun berada pada lereng. Tower crane yang akan digunakan berjumlah tiga unit dan dibedakan menurut radius jangkauannya yaitu pada radius jangkauan 50 m, 55 m, dan 65 m. Penggunaan tiga jenis tower crane dengan radius yang berbeda dilakukan karena lahan proyek yang sebagian besar merupakan air sehingga harus memanfaatkan lahan darat yang dekat dengan rencana lokasi proyek, dan satu unit tower crane sendiri tidak dapat menjangkau seluruh area proyek sehingga digunakan tower crane lebih dari satu agar dapat menyambung panjang bentang tower crane yang lainnya. Metode yang digunakan untuk melakukan pemancangan tiang pancang pada bangunan di atas air yaitu dengan menggunakan alat berat vibratory hammer. Tiang pancang yang digunakan juga berbeda dari pemancangan di darat, karena harus memperhitungkan kedalaman air dan kedalaman tanah yang ada di dalam air. Tiang pancang yang digunakan untuk pemancangan di darat memiliki diameter yang lebih kecil yaitu sebesar 0,6 meter dan 0,8 meter dengan panjang tiang pancang sebesar 30 meter. Sedangkan tiang pancang yang di air memiliki diameter yang lebih besar yaitu sebesar 1,2 meter dengan panjang tiang pancang yaitu 36 meter. Pijakan yang digunakan dalam proses pemancangan bangunan di atas air yaitu dengan pelat baja. Sedangkan untuk pijakan dalam pemasangan bekisting digunakan bracket. Metode yang digunakan pada proses pengecoran yaitu dengan menggunakan concrete bucket. Kekuatan tanah yang buruk diakali dengan membuat lereng-lereng yang besar di sekitar bangunan untuk mencegah terjadinya longsor. Pembuatan lereng-lereng yang besar ini didukung dengan luas lahan proyek yang cukup besar. Setelah dilakukan perencanaan terhadap metode pelaksanaan konstruksi, maka dilakukan kuantifikasi terhadap kebutuhan dari masing-masing pekerjaan proyek. Kuantifikasi kebutuhan pada masing-masing pekerjaan sangat berpengaruh terhadap penjadwalan proyek konstruksi serta estimasi biaya yang perlu dikeluarkan. Penjadwalan proyek konstruksi pusat rekreasi dan perbelanjaan tepi air Kota Baru Parahyangan ini direncanakan dengan metode Critical Path Method (CPM) dan akan dilakukan selama 857 hari, dengan estimasi biaya pelaksanaan yaitu sebesar Rp165.903.786.293,09 dengan biaya per m2 yaitu sebesar Rp4.078.143,87, sedangkan estimasi anggaran biaya yaitu sebesar Rp204.061.657.140,49 dengan biaya per m2 yaitu sebesar Rp5.266.922,80.