digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah Humpa Leu dengan luas daerah 13 km² merupakan area konsensi PT. Sumbawa Timur Mining (PT. STM) dengan prospek eksplorasi emas dan tembaga. Daerah penelitian dicirikan oleh perbukitan terjal yang merupakan bagian dari perbukitan vulkanik serta mengalami tahapan geomorfik muda berdasakan pola aliran sungai dan bentuk lembah daerah penelitian. Kondisi geologi daerah penelitian dicirikan dengan stratigrafi yang terdiri dari Satuan Tuf, Satuan Breksi Piroklastik, Satuan Tuf-Lapili, Satuan Lava Andesit A, Satuan Lava Andesit B, yang berumur Miosen Awal-Miosen Tengah lalu diterobos oleh Intrusi Dasit dan Satuan Breksi Freatik pada Miosen Akhir- Pliosen Awal. Deformasi pada kala Miosen Akhir-Pliosen membentuk beberapa sesar normal berarah NW-SE, sesar naik NE-SW dan sesar mendatar menganan W-E. Setelah itu terjadi deformasi kembali yang membentuk sesar normal berarah N-S. Berdasarkan hasil studi, sesar normal NW-SE pada Sori Hiu menjadi conduit bagi sistem mineralisasi epitermal High-Sulfidation yang dicirikan oleh zona steamheated, zona vuggy silica, zona massive silica, zona alunit + silika, zona kaolinit + silika, dan zona kaolinit + pirit. Zona-zona tersebut persebarannya mengikuti pola sesar normal berarah NW-SE. Mineralisasi sistem porfiri hadir pada Sori Hiu dan Humpa Leu dikontrol oleh adanya Intrusi Dasit. Sistem ini dicirikan oleh kehadiran zona biotit + magnetit dan zona serisit + klorit + kalsit dan kehadiran kalkopirit yang melimpah bersamaan dengan hadirnya malakit. Berdasarkan pemetaan geologi, alterasi, dan studi kontrol struktur terhadap alterasi dan mineralisasi daerah penelitian, maka dapat dibuat model konseptual alterasi. Model konseptual alterasi tersebut menunjukkan perlunya eksplorasi lebih detail pada Sori Hiu dan Humpa Leu, karena pada daerah tersebut menunjukkan adanya anomali positif Cu yang signifikan.