digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan tanaman pangan yang banyak dikonsumsi di Indonesia. Pemanfaatan daun ubi jalar masih terbatas, sebagian kecil daun ubi jalar hanya dikonsumsi atau dijadikan pakan ternak. Padahal dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa daun ubi jalar mengandung senyawa fenol yang berpotensi sebagai antioksidan. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan dengan beberapa tujuan, yaitu mengoptimasi pertumbuhan kultur pucuk Ubi Jalar Cilembu dan Ubi Jalar Ungu dan menganalisis kandungan fenol serta aktivitas antioksidan dari daun Ubi Jalar Cilembu dan Ubi Jalar Ungu. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama merupakan tahap optimasi medium. Pada tahap ini kultur pucuk Ubi Jalar Cilembu dan Ubi Jalar Ungu dipelihara pada medium MS dengan penambahan BAP 0, 10, dan 15 µM dan NAA 0; 0,5; 1; 2,5, dan 5 µM selama 4 minggu. Medium terbaik untuk pertumbuhan Pucuk Ubi Jalar Cilembu dan Ubi Jalar Ungu digunakan pada tahap selanjutnya. Tahap kedua merupakan tahap subkultur pucuk. Pada tahap ini pucuk Ubi Jalar Cilembu dan Ubi Jalar Ungu disubkultur pada medium MS tanpa BAP dan NAA dan pada medium MS dengan penambahan NAA 1 µM dan tanpa BAP, BAP 10 µM dan NAA 1 µM, dan BAP 15 µM dan NAA 1 µM. Tahap ketiga merupakan tahap analisis daun. Pada tahap ini daun dari kultur pucuk pada tahap subkultur pucuk diekstrak kemudian dilakukan analisis kandungan fenol dengan metode Folin-Ciocalteu dan aktivitas antioksidan dengan senyawa 1,1-diphenyl-2-picryl hydrazyl (DPPH). Hasil dari tahap optimasi medium menunjukkan bahwa medium terbaik untuk kultur pucuk didapatkan pada medium dengan penambahan NAA 2,5 µM untuk Ubi Jalar Cilembu dan medium dengan penambahan BAP 15 µM dan NAA 2,5 µM untuk Ubi Jalar Ungu. Hasil dari tahap analisis daun menunjukkan bahwa kandungan fenol tertinggi pada daun Ubi Jalar Cilembu didapatkan pada medium dengan penambahan NAA 1 µM dan tanpa BAP, yaitu sebesar 9,43 ± 0,16 mg GAE/g berat kering dan pada daun Ubi Jalar Ungu diperoleh pada medium tanpa penambaan BAP dan NAA, yaitu sebesar 3,45 ± 0,58 mg GAE/g berat kering. Aktivitas antioksidan tertinggi pada daun Ubi Jalar Cilembu didapatkan pada medium dengan penambahan BAP 10 µM dan NAA 1 µM, yaitu sebesar 5,15 ± 0,13 L/g dan pada daun Ubi Jalar Ungu dengan penambahan BAP 15 µM dan NAA 1 µM, yaitu sebesar 6,74 ± 1,00 L/g. Dapat disimpulkan bahwa daun Ubi Jalar Cilembu dan Ubi Jalar Ungu memiliki senyawa fenol yang berpotensi sebagai antioksidan dan pada tiap varietas ubi jalar memiliki kandungan fenol serta aktivitas antioksidan yang berbeda.