digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gunung Sinabung terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan ketinggian puncaknya mencapai 2460 m dpl. Menurut sejarah letusannya, gunung api ini termasuk tipe B atau tidak pernah mengalami aktivitas setelah tahun 1600. Namun sejak terjadinya erupsi Agustus 2010, Gunung Sinabung berubah menjadi gunung tipe A. Potensi bahaya erupsi yang mungkin terjadi akibat Gunung Sinabung adalah berupa aliran piroklastik, aliran lahar dan lava, serta jatuhan piroklastik. Berdasarkan potensi bahaya yang mungkin terjadi, perlu dilakukan pengamatan dan pemantauan secara berkelanjutan aktivitas Gunung Sinabung salah satunya yaitu monitoring variasi kecepatan seismik. Monitoring variasi kecepatan seismik bertujuan untuk mengidentifikasi peningkatan aktivitas gunung api dengan menggunakan gelombang coda. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data seismik komponen vertikal dengan sampling rate 100 Hz dari 4 seismometer short period pada periode Januari 2013 – Desember 2014. Pengolahan data dimulai dengan melakukan pengolahan data awal diikuti korelasi silang antara fungsi referensi dan fungsi korelasi. Hasil korelasi silang selanjutnya dilakukan stacking dengan periode 10 hari dan terakhir dilakukan analisis MWCS untuk menentukan variasi kecepatan semu dv/v. Variasi kecepatan semu periode pendek selanjutnya dikoreksi data curah hujan sebelum interpretasi. Hasil menunjukkan terjadi penurunan variasi kecepatan semu beberapa hari sebelum terjadinya erupsi dan diinterpretasi akibat adanya inflasi pada tubuh gunung api.