Pelabuhan Patimban merupakan sebuah pelabuhan strategis yang terletak di pantai utara Jawa, tepatnya di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pembangunan Pelabuhan Patimban dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk melakukan penghematan dalam jumlah yang cukup signifikan terkait dengan biaya transportasi perlogistikan. Selain itu, Pembangunan Pelabuhan Patimban juga diprediksi dapat mendorong perkembangan ekonomi dan ketahanan perekonomian di daerah Subang.
Desain pembangunan Pelabuhan Patimban dibagi menjadi 4 tahap,salah satunya adalah tahap I-1 yang terdiri dari fasilitas utama berupa dermaga, reklamasi tanah, pembangunan akses jalan dan fasilitas pelayanan pelabuhan di daratan. Dermaga yang akan dibangun pada tahap I-1 terdiri dari 2, yaitu container berth dan car berth. Panjang masing-masing berth adalah 300 meter dan 250 meter. Aspek yang menjadikan dermaga pada Proyek Pembangunan Pelabuhan Patimban Tahap I-1 ini unik adalah adanya struktur strut brace pada desain dermaga,yang merupakan penerapan pertama struktur strut brace di Indonesia. Strut brace adalah struktur yang didesain untuk menahan gaya horizontal yang bekerja pada tiang pancang.
Pembangunan dermaga membutuhkan perencanaan metode konstruksi agar dapat tercapai pembangunan yang sesuai dengan batasan serta krtieria yang diterapkan. Perencaanaan metode konstruksi membahas terkait penentuan metode konstruksi, work breakdown structure, perhitungan volume pekerjaan, perhitungan produktivitas dan durasi pekerjaan, penjadwalan serta estimasi baiaya proyek konstruksi.
Metodologi yang digunakan pada penyelesaian tugas akhir ini adalah melakukan pengumpulan data sekunder dan gambar desain, menyusun metode konstruksi, menghitung volume pekerjaan, menghitung durasi pekerjaan, menyusun ketergantungan antar pekerjaan, melakukan penjadwalan, menghitung harga satuan pekerjaan dan rancangan anggaran proyek.
Batasan dalam perencanaan metode konstruksi adalah mutu, waktu dan biaya. Dalam perencanaan metode konstruksi ini terdapat batasan waktu konstruksi , yaitu 17 bulan.
Perhitungan durasi dilakukan dengan mempertimbangkan produktivitas alat berat, tenaga kerja, jumlah alat, jumlah tenaga kerja dan volume pekerjaan. Penjadwalan konstruksi disusun berdasarkan durasi dari satuan pekerjaan, dengan memperkirakan batasan-batasan keterkaitan antar pekerjaan yang ditentukan. Berdasarkan perhitungan durasi dan penjadwalan didapatkan waktu 15 bulan dan 1 minggu untuk menyelesaikan konstruksi dermaga strut brace Pelabuhan Patimban Tahap I-1, Subang Jawa Barat.
Perhitungan estimasi biaya proyek dilakukan dengan menghitung estimasi biaya langsung dan estimasi biaya tidak langsung. Estimasi biaya langsung terdiri atas biaya satuan pekerjaan, biaya mobilisasi alat dan pekerja dan biaya pengadaan material. Estimasi biaya tidak langsung terdiri atas biaya overhead, biaya contingency dan pajak. Penjumlahan antara estimasi biaya langsung, biaya overhead dan biaya contingency menghasilkan rancangan anggaran pelaksanaan (RAP). Penjumlahan RAP dan pajak akan menghasilkan total rancangan anggaran biaya proyek. Dari hasil perhitungan estimasi biaya langsung dan tidak langsung, didapatkan estimasi total rancangan anggaran biaya proyek dermaga strut brace Pelabuhan Patimban Tahap I-1 adalah Rp347,581,250,393.98.
Pembuatan kurva S proyek konstruksi dermaga strut brace Pelabuhan Patimban Tahap I-1 dilakukan berdasarkan data durasi pekerjaan dan harga satuan pekerjaan. Kurva S merupakan gambaran kemajuan pelaksanaan proyek yang dihitung dengan menjumlahkan kemajuan mingguan kumulatif. Kemajuan mingguan kumulatif dihitung dengan menjumlahkan persentasi pekerjaan setiap minggu yang telah dihitung. Berdasarkan kurva S didapatkan bahwa pekerjaan yang memiliki kuantitas dalam kemajuan mingguan kumulatif adalah pekerjaan pilecap.
Kesimpulan yang didapatkan adalah total durasi yang dibutuhkan dalam penyelesaian proyek adalah 15 bulan dan 2 minggu, dan estimasi rancangan anggaran biaya proyek konstruksi dermaga strut brace Pelabuhan Patimban Tahap I-1, Subang, Jawa Barat adalah Rp347,581,250,393.98.
Perpustakaan Digital ITB