Aspek manusia masih menjadi salah satu aspek dominan penyebab tingginya kecelakaan transportasi kereta api di Indonesia. Dalam tujuh tahun terakhir telah terjadi sebanyak 35 kecelakaan dengan 33% diantaranya disebabkan oleh manusia yang berhubungan dengan kelelahan dan mengantuk saat bertugas. Faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan ini diantaranya adalah kuantitas waktu tidur sebelumnya dan kemonotonan saat bertugas. Kurangnya waktu tidur dan kondisi monoton dapat menyebabkan tingkat kewaspadaan dalam bekerja menjadi menurun dan risiko kecelakaan meningkat. Sejauh ini pengukuran tingkat kelelahan dan kantuk pada masinis masih terbatas. Pengukuran tingkat kesiapan kerja pada masinis sebelum bekerja hanya mencakup pengukuran tekanan darah, temperatur tubuh, serta denyut nadi. Hal ini belum cukup untuk menjadi indikator apakah seorang masinis bisa dianggap layak untuk bertugas. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model yang dapat memprediksi kinerja dalam aktivitas mengemudi kereta api menggunakan alat ukur kelelahan serta memvalidasinya.
Untuk mencapai tujuan ini, dilakukan eksperimen menggunakan simulator kereta api selama empat jam untuk merepresentasikan aktivitas mengemudi. Untuk mendapatkan data yang bervariasi, terlebih dahulu partisipan dibatasi waktu tidurnya menjadi dua, empat dan delapan jam. Selain itu karakteristik tugas mengemudi yang dilakukan terbagi menjadi kondisi monoton dan dinamis. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Sustained Attention Test (SAT) dan Psychomotor Vigilance Task (PVT) untuk melihat tingkat kewaspadaan dan kecepatan reaksi dalam merespon suatu set stimulus, Swedish Occupational Fatigue Index (SOFI) untuk mengukur tingkat kelelahan, Karolinska Sleepiness Scale (KSS) untuk mengukur tingkat kantuk dan Visual Analogue Scale (VAS) untuk mengukur seberapa besar keinginan untuk beristirahat. Parameter dari berbagai alat ukur ini selanjutnya menjadi variabel independen untuk membangun model regresi linier untuk memprediksi kinerja selama mengemudi kereta api.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa dapat dikembangkan model untuk memprediksi kinerja dengan persamaan
Dengan LE, PD, MSAT dan LPVT berturut-turut menyatakan Lack of Energy, Physical Discomfort, Miss-Sustained Attention Test dan Lapse-Psychomotor Vigilance Task. Persamaan diatas memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 25,70%.
Perpustakaan Digital ITB