Permintaan kebutuhan bawang merah sebagai komoditas strategis nasional sangat
tinggi dan terus meningkat. Hal tersebut mendorong terjadinya peningkatan luas panen
bawang merah secara nasional. Tetapi peningkatan luas panen yang ada ternyata tidak
disertai dengan meningkatnya produktivitas yang dihasilkan. Permasalahan utama
yang dihadapi petani bawang merah untuk meningkatkan produktivitas adalah
rendahnya ketersediaan benih berkualitas dan bebas penyakit..
True Shallot Seed (TSS) yang berasal dari perbanyakan secara generatif atau biji
merupakan salah satu alternatif untuk menghasilkan benih yang lebih sehat. TSS dapat
ditanam secara langsung (direct seedling), melalui semai (seedling), ataupun melalui
produksi umbi mini.
Produksi umbi mini menggunakan agen hayati PGPR (Plant Growth Promoting
Rhizobacteria) dengan input organik kompos dapat dijadikan sebagai salah satu solusi
teknologi ramah lingkungan untuk meningkatkan produktivitas bawang merah.
Penelitian dilaksanakan di screen house ITB Jatinangor menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan konsentrasi PGPR yang berbeda dan
lima kali ulangan. Analisis data dilakukan menggunakan analisis sidik ragam One-Way
Anova dan apabila ternyata berpengaruh nyata dilakukan uji lanjut dengan metode Uji
Jarak Berganda Duncan atau Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf α = 5%.
Apabila data tidak berdistribusi normal digunakan analisis sidik ragam Kruskal-Wallis.
Penggunaaan kompos dengan konsentrasi PGPR (Plant Growth Promoting
Rhizobacteria) yang berbeda tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan
hasil umbi mini bawang merah asal benih TSS (True Shallot Seed) varietas Tuk Tuk.
Konsentrasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) 0 g/L (tanpa PGPR), 5
g/L, 10 g/L, dan 15 g/L dengan takaran kompos 20 ton/ha menghasilkan pertumbuhan
yang sehat dengan hasil produksi yang sama baiknya yaitu menghasilkan rata-rata hasil
umbi protolan kering yang sesuai dengan kriteria umbi mini yang optimal, yaitu
berbobot sebesar 2-5 gram dan berdiamater 1-2 cm. Namun, terdapat kecenderungan
bahwa takaran kompos dan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dengan
konsentrasi 5 g/L berpotensi memberikan hasil umbi mini bawang merah yang terbaik.