digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertumbuhan jumlah manusia yang pesat disertai dengan berkurangnya sumber daya air dan lahan yang tersedia menyebabkan dibutuhkannya inovasi baru dalam penyediaan bahan pangan. Akuaponik merupakan sistem budidaya berbasis non-lahan dengan prinsip dasar memanfaatkan air yang mengandung kotoran ikan sebagai sumber nutrisi tanaman hidroponik. Kotoran ikan akan menghasilkan nutrisi dalam bentuk ammonia yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dalam sistem akuaponik konvensional, umumnya ammonia yang terkumpul dari sisa kotoran ikan dan sisa pakan ikan dapat menumpul dalam air dalam sistem dan dapat menjadi toksik bagi ikan. Recirculating Aquaculture System atau RAS dapat mengurangi resiko menumpuknya ammonia dengan memanfaatkan biofilter dalam rangkaian sistem yang dapat mengurangi kadar ammonia dengan merubahnya menjadi nitrit dan nitrat. Sayuran kale merupakan sayuran yang semakin banyak diminati oleh masyarakat karena kale mengandung vitamin, mineral, serat dan komponen antioksidan lainnya yang baik bagi tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan pertumbuhan dan hasil biomassa tanaman kale yang dibudidayakan dengan sistem akuaponik yang mengaplikasikan prinsip RAS dalam rangkaian sistemnya. Sistem akuaponik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat komponen utama yaitu, tangki kultur ikan, filter mekanis, biofilter dan bak hidroponik. Perlakuan yang dilakukan selama penelitian adalah penanaman tanaman kale pada dua komponen yang berbeda dalam satu sistem yang sama yaitu, filter mekanis, dengan sumber nutrisi air langsung dari tangki ikan, dan bak hidroponik dengan sumber nutrisi air yang telah melewati biofilter yang berisi bakteri nitrifikasi. Tanaman kale ditanam dengan metode penanaman hidroponik floating raft pada usia 22 HSS dan kemudian dipanen pada usia 50 HSS. Pertumbuhan dan hasil biomassa tanaman kale ditentukan dengan mengukur tinggi dan jumlah daun tanaman setiap minggu hingga panen, serta mengukur bobot basah dan bobot kering tanaman kale setelah panen. Rata-rata tinggi tanaman kale yang didapat dari kedua perlakuan adalah 13,37 cm dan 19,49 cm. Rata-rata jumlah daun tanaman kale yang didapat dari kedua perlakuan adalah 8,28 cm dan 8,35 cm. Rata-rata bobot basah tanaman kale yang didapat dari kedua perlakuan adalah 3,06 gram dan 2,8115 gram. Rata-rata bobot kering tanaman kale yang didapat dari kedua perlakuan adalah 0,283 gram dan 0,247 gram. Hasil pengamatan dari ke empat parameter tersebut kemudian diuji statstik dengan menggunakan uji t sampel tidak berpasangan ( = 0,05). Hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa penggunaan biofilter sebagai pembeda dalam perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah dan bobot kering tanaman kale.