Persentase kontribusi sektor kuliner di Bandung, food court adalah persentase paling sedikit di antara sektor kuliner lainnya. Pertumbuhan food court tidak secepat jenis sektor kuliner lainnya, sementara jumlah UKM di Bandung terus berkembang. Koenyah Food Court sebagai food court berkonsep perlu menangkap peluang itu. Koenyah Food Court adalah sebuah konsep food court yang mengumpulkan makanan dari para pedagang kaki lima yang terkenal dan usaha kuliner baru di sekitar Bandung dalam etalase. Koenyah Food Court telah berjalan selama satu tahun sejak Juli 2016, namun pertumbuhannya tidak terlalu terlihat. Ada beberapa masalah bisnis yang dihadapi perusahaan, seperti pekerja berkinerja buruk, kinerja manajemen rendah, tingginya keluar masuk penyewa, dan rendahnya jumlah konsumen.
Analisis akar penyebab penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara ke semua penyewa sebelumnya dan yang sudah ada. Pertanyaan dibuat berdasarkan analisis tulang ikan. Setelah menganalisis jawaban dari penyewa, kebanyakan mereka memilih jumlah konsumen yang rendah menjadi isu paling mendesak yang membuat pertumbuhan tidak signifikan ini terjadi. Wawancara juga diberikan kepada konsumen untuk menunjang data. Analisis internal dan eksternal telah dilakukan untuk mengetahui SWOT mereka. Berdasarkan SWOT mereka, Koenyah food court ada di lokasi yang strategis dengan harga menu dan pelayanan yang terjangkau namun tidak memiliki cukup jumlah konsumen. Mereka harus menargetkan pasar baru mereka tapi hati-hati dengan kehadiran pesaing baru.
Perbaikan terbaik untuk Koenyah Food Court setelah melakukan analisis dengan menggunakan matriks TOWS, mereka akan memperluas target pasar ke area terdekat dengan mengajukan STP baru, meraih potensi penyewa berpengalaman, menjajaki aktivitas pemasaran yang terjangkau namun efektif, strategi harga untuk menarik target pasar baru, tetap terjangkau. harga, tempat yang nyaman dan pelayanan yang baik dari Koenyah Food Court.
Perpustakaan Digital ITB