digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jalan Soekarno Hatta kota Bandung mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis sebagai akses jalan menuju kota Bandung dari sejumlah kota. Mengingat peranan jalan tersebut sangat penting maka kondisi fisik jalan harus terpelihara dengan baik dan berkesinambungan. Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 13/PRT/M/2011 disebutkan bahwa penyelenggara jalan nasional wajib mengevaluasi dan menggunakan hasil evaluasi atas laporan pelaksanaan pemeliharaan jalan nasional sebagai dasar perencanaan dan penentuan sasaran pemeliharaan tahun berikutnya. Kriteria pada metode Bina Marga yang merupakan penggabungan nilai International Roughness Index (IRI) dan nilai Surface Distress Index (SDI) yang diaplikasikan pada jalan nasional ini, mengacu pada review Manual No. 001/T/Bt/1995 tahun 2011 dengan menggunakan variabel metode Pavement Condition Index (PCI) yang mengacu pada ASTM D 6433. Implementasi dari metode tersebut pada Jalan Soekarno Hatta yang merupakan jalan arteri di Bandung menunjukan dengan menggunakan metode Bina Marga, yang paling banyak ditemukan adalah kondisi “rusak berat”, sedangkan pada metode Pavement Condition Index (PCI), yang paling banyak ditemukan adalah kondisi “poor”. Analisis korelasi yang dilakukan dengan cara kuantitatif menghasilkan korelasi antara mean pada jenis pengukuran PCI dengan nilai mean pada jenis pengukuran SDI yang mempunyai korelasi paling baik (Rsup2 = 0,916) dibandingkan dengan korelasi IRI terhadap PCI maupun korelasi IRI terhadap SDI. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel PCI dapat digunakan sebagai sebuah kriteria kerusakan dengan menggantikan variabel SDI pada metode Bina Marga di masa mendatang.