Ruas Bts. Kota Leuwiliang – Bts. Kota Bogor merupakan Jaringan Jalan Kolektor
Primer yang menghubungkan secara berdayaguna antar-Pusat Kegiatan Wilayah
dan antara PKW dengan Pusat Kegiatan Lokal (Peraturan Presiden No. 60 Tahun
2020). Mengingat pentingnya fungsi jalan tersebut, kebutuhan pemeliharaan jalan
secara efektif diperlukan seiring beban kendaraan yang terus berulang pada
perkerasan tersebut untuk mempertahankan kondisi jalan sesuai dengan tingkat
pelayanannya dan sesuai dengan umur yang telah direncanakan. RSL dapat
digunakan secara efektif sebagai indikator kinerja perkerasan yang memberikan
gambaran bagaimana perkerasan tersebut melayani pengguna dalam kurun waktu
tertentu. Umur sisa dapat diprediksi berdasarkan kondisi ketidakrataan permukaan
jalan atau nilai IRI.
Pada studi ini, nilai IRI diprediksi dengan metode Paterson dan AASHTO MEPDG.
Dari prediksi nilai IRI tersebut RSL diperoleh dengan menghitung jumlah tahun
yang dibutuhkan saat nilai IRI = 8 m/km. Analisis dilakukan untuk dua jenis
pertumbuhan lalu lintas yaitu 6,0% dan 5,0%. Analisis RSL yang diperoleh
berdasarkan kenaikkan nilai IRI prediksi menggunakan metode Paterson dan
AASHTO MEPDG lalu dibandingkan dengan RSL menggunakan Pedoman Bina
Marga No. 07/P/BM/2021. Dari hasil yang diperoleh lalu diberikan rekomendasi
penanganan yang mengacu pada bagan alir pengambilan keputusan (decision tree)
pada Pedoman Bina Marga No. 07/P/BM/2021.
Hasil analisis yang diperoleh adalah besaran prediksi nilai IRI dengan metode
Paterson menghasilkan nilai IRI yang lebih besar dibandingkan metode AASHTO
MEPDG. Prediksi RSL menggunakan metode Paterson mempertimbangkan faktor
kapasitas struktural perkerasan, peningkatan volume lalu lintas dan faktor
lingkungan. Prediksi RSL menggunakan metode MEPDG diperoleh dari IRI yang
diprediksi berdasarkan prediksi kerusakan rutting dan load-related cracking, dan
faktor lingkungan dengan pendekatan mekanistik-empiris. Prediksi umur sisa
menggunakan data fungsional menghasilkan sisa umur yang lebih rendah
dibandingkan prediksi menggunakan data struktural. Metode Paterson
menghasilkan prediksi RSL yang lebih rendah dibandingkan RSL menggunkan
Pedoman Bina Marga. Metode MEPDG menghasilkan prediksi RSL berdasarkan
data IRI yang lebih tinggi dibandingkan RSL menggunakan Pedoman Bina Marga.
Rekomendasi penanganan yang diperoleh bervariasi antara pemeliharaan rutin,
pemeliharaan rutin kondisi dan pelapisan ulang yang ditentukan berdasarkan nilai
IRI, RSL dan SCI.