digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ruas Bts. Kota Leuwiliang – Bts. Kota Bogor merupakan Jaringan Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan secara berdayaguna antar-Pusat Kegiatan Wilayah dan antara PKW dengan Pusat Kegiatan Lokal (Peraturan Presiden No. 60 Tahun 2020). Mengingat pentingnya fungsi jalan tersebut, kebutuhan pemeliharaan jalan secara efektif diperlukan seiring beban kendaraan yang terus berulang pada perkerasan tersebut untuk mempertahankan kondisi jalan sesuai dengan tingkat pelayanannya dan sesuai dengan umur yang telah direncanakan. RSL dapat digunakan secara efektif sebagai indikator kinerja perkerasan yang memberikan gambaran bagaimana perkerasan tersebut melayani pengguna dalam kurun waktu tertentu. Umur sisa dapat diprediksi berdasarkan kondisi ketidakrataan permukaan jalan atau nilai IRI. Pada studi ini, nilai IRI diprediksi dengan metode Paterson dan AASHTO MEPDG. Dari prediksi nilai IRI tersebut RSL diperoleh dengan menghitung jumlah tahun yang dibutuhkan saat nilai IRI = 8 m/km. Analisis dilakukan untuk dua jenis pertumbuhan lalu lintas yaitu 6,0% dan 5,0%. Analisis RSL yang diperoleh berdasarkan kenaikkan nilai IRI prediksi menggunakan metode Paterson dan AASHTO MEPDG lalu dibandingkan dengan RSL menggunakan Pedoman Bina Marga No. 07/P/BM/2021. Dari hasil yang diperoleh lalu diberikan rekomendasi penanganan yang mengacu pada bagan alir pengambilan keputusan (decision tree) pada Pedoman Bina Marga No. 07/P/BM/2021. Hasil analisis yang diperoleh adalah besaran prediksi nilai IRI dengan metode Paterson menghasilkan nilai IRI yang lebih besar dibandingkan metode AASHTO MEPDG. Prediksi RSL menggunakan metode Paterson mempertimbangkan faktor kapasitas struktural perkerasan, peningkatan volume lalu lintas dan faktor lingkungan. Prediksi RSL menggunakan metode MEPDG diperoleh dari IRI yang diprediksi berdasarkan prediksi kerusakan rutting dan load-related cracking, dan faktor lingkungan dengan pendekatan mekanistik-empiris. Prediksi umur sisa menggunakan data fungsional menghasilkan sisa umur yang lebih rendah dibandingkan prediksi menggunakan data struktural. Metode Paterson menghasilkan prediksi RSL yang lebih rendah dibandingkan RSL menggunkan Pedoman Bina Marga. Metode MEPDG menghasilkan prediksi RSL berdasarkan data IRI yang lebih tinggi dibandingkan RSL menggunakan Pedoman Bina Marga. Rekomendasi penanganan yang diperoleh bervariasi antara pemeliharaan rutin, pemeliharaan rutin kondisi dan pelapisan ulang yang ditentukan berdasarkan nilai IRI, RSL dan SCI.