2018 DS PP ARIESTY RATNA KUSUMARTINI ASIKIN 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti
Carbon Capture Storage (CCS) atau dikenal sebagai Carbon Sequestration merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengurangi kadar CO2 yang terkandung di atmosfer. Penelitian ini dilakukan pada Lapangan Gundih di Jawa Tengah sebagai Pilot Project Carbon Storage di Indonesia. Indonesia memiliki banyak lapangan minyak dan gas bumi aktif yang turut menghasilkan CO2 sebagai gas sisa produksi. Fasilitas Central Processing Plant (CPP) telah tersedia pada lapangan Gundih untuk memisahkan antara gas produksi dan sisa produksi. Selama ini gas CO2 tersebut dibuang ke atmosfer sehingga menambah emisi CO2. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian CCS selanjutnya di Indonesia sehingga metode penyimpanan karbon di bawah permukaan dapat diterapkan pada lapangan-lapangan tersebut.
Penelitian ini terbagi dalam tiga tahapan utama yaitu karakterisasi reservoir, simulasi injeksi reservoir dan pemodelan kedepan seismik selang waktu yang dilakukan untuk memprediksi pergerakan CO2 di dalam permukaan bumi setelah injeksi dilakukan.
Proses karakterisasi reservoir merupakan tahapan awal yang penting untuk menilai kelayakan dari reservoir yang menjadi target. Struktur tutupan dicari pada tahapan ini agar dapat menjadi perangkap bagi CO2 di bawah permukaan. Dari dua area yang dievaluasi yaitu area pada Lapangan Gundih dan area di sekitar sumur Jepon-1, ditemukan antiklin yang dapat menjadi target untuk injeksi CO2 pada area sumur Jepon-1. Model geologi dibangun dari data seismik dan sumur dengan kuantitas yang terbatas pada area tersebut untuk mencari informasi properti fisik yang terkandung dari reservoir. Penyebaran porositas, permeabilitas dan saturasi air terutama dicari pada empat buah lapisan target di dalam formasi batupasir Ngrayong menggunakan hasil inversi impedansi akustik dan menunjukkan sifat fisik yang baik untuk menjadi target injeksi CO2, terutama di lapisan batupasir B sebagai target utama. Perhitungan volume reservoir juga dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan yang berbeda untuk mencegah terjadinya injeksi berlebihan ke bawah permukaan.
Hasil dari proses karakterisasi reservoir tersebut menjadi data masukan pada proses simulasi injeksi CO2. Sembilan buah skenario simulasi reservoir dilakukan dengan waktu dan jumlah injeksi yang bervariasi. Laju dan lama injeksi dibuat berbeda pada tiap kasus untuk melihat perubahan yang mungkin terjadi di dalam reservoir akibat adanya proses injeksi. Analisis penyebaran CO2 di dalam reservoir dilakukan untuk melihat pengaruh dari injeksi terutama pada perubahan tekanan dan saturasi CO2. Hasil simulasi menunjukkan bahwa ketika jumlah CO2 yang lebih besar disuntikkan ke dalam reservoir target, ia akan bermigrasi ke puncak struktur antiklin yang terletak di sebelah tenggara sumur injeksi CO2. Perpindahan CO2 pada simulasi menunjukkan bahwa CO2 tidak akan mencapai lokasi sesar yang terdapat di dekat sumur Jepon-1.
Dari analisis tersebut dibuat model geologi sintetis yang menggambarkan kondisi sebelum dan sesudah injeksi terjadi. Perpindahan CO2 yang paling jauh dihitung pada dua skenario, yaitu pada kasus injeksi terkecil dan terbesar, dan digambarkan sebagai lapisan yang tersaturasi CO2. Pemodelan kedepan dilakukan pada model tersebut untuk menghasilkan penampang seismik sintetik. Akuisisi seismik sintetis dirancang dengan menggunakan 2 frekuensi berbeda untuk menghasilkan seismik sintetis yang dapat memetakan reservoir yang berupa lapisan pasir tipis. Perbedaan dari penampang sebelum dan sesudah proses injeksi dievaluasi dan parameter seismik yang sensitif terhadap injeksi CO2 dianalisis dari perbedaan tersebut. Perbedaan amplitudo yang dihasilkan dari kedua model dapat memperlihatkan efek dari injeksi CO2 di bawah permukaan. Selain itu, penampang Amplitude Versus Offset (AVO) juga dapat menggambarkan keberadaan CO2 di bawah permukaan.
Perpustakaan Digital ITB