digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2018_TA_PP_ANNISA_DWILISTYANI_1 - COVER.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_ANNISA_DWILISTYANI_1 - BAB 1.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_ANNISA_DWILISTYANI_1 - BAB 2.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_ANNISA_DWILISTYANI_1 - BAB 3.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_ANNISA_DWILISTYANI_1 - BAB 4.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_ANNISA_DWILISTYANI_1 - BAB 5.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan


Tumbuhan telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Salah satu tumbuhan Indonesia yang telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah tumbuhan dari genus Cryptocarya. Genus Cryptocarya yang termasuk dalam famili Lauraceae terdiri dari 327 spesies dan distribusi penyebarannya meliputi Asia Tenggara, Melanesia, dan Australia. Cryptocarya telah dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, bahan baku pembuatan pulp, dan obat tradisional. Senyawa yang telah diisolasi pada genus ini antara lain ?-piron, flavonoid, stilben, kumarin, lignan, turunan aril propanoid, alkaloid, terpenoid, steroid, turunan asam karboksilat, dan turunan amida. Adapun senyawa utama yang diisolasi adalah senyawa (rumus)-piron, flavonoid, dan alkaloid. Salah satu spesies Cryptocarya yang tumbuh di Indonesia adalah Cryptocarya massoy. Pada penelitian sebelumnya telah diisolasi sejumlah senyawa, yaitu massoialakton, n-heptil-5,6-dihidro-2H-piran-2-on, goniotalamin, siringaresinol, koniferaldehid, sinapaldehid, N-trans-feruloiltiramin, dan N-trans-feruloil-3-metoksitiramin dari kulit batang C. massoy. Namun, penelitian fitokimia pada bagian daun belum pernah dilaporkan. Oleh karena itu, penelitian pada bagian daun menjadi penting dilakukan untuk melengkapi informasi fitokimia dari spesies ini. Isolasi metabolit sekunder dari daun C. massoy dilakukan dalam beberapa tahap, antara lain maserasi dengan metanol sehingga diperoleh ekstrak metanol, kemudian ektrak metanol dipisahkan klorofilnya dengan metode penambahan metanol-air (1:1). Selanjutnya, ekstrak metanol yang telah dipisahkan klorofilnya dipartisi dengan etil asetat. Ekstrak etil asetat difraksinasi dan dimurnikan menggunakan Kromatografi Cair Vakum (KCV), Kromatografi Radial (KR) dan Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG). Senyawa hasil isolasi diidentifikasi strukturnya menggunakan spektroskopi NMR (1H, 13C, HSQC, dan HMBC). Selanjutnya, uji bioaktivitas ekstrak dan senyawa hasil isolasi juga telah dilakukan terhadap sel murin leukimia P-388 mengikuti metode MTT. Pada penelitian ini telah diperoleh tiga senyawa murni yang disarankan strukturnya sebagai naringenin-7,4’-dimetileter, benzilsalisilat, dan asam benzoat. Senyawa naringenin-7,4’-dimetileter untuk pertama kali dilaporkan dari tumbuhan Cryptocarya Indonesia. Hasil uji bioaktivitas terhadap sel murin leukemia P-388 menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dan kedua senyawa hasil isolasi (naringenin-7,4’-dimetileter dan benzilsalisilat) bersifat tidak aktif terhadap sel murin leukemia P-388, dengan nilai IC50 berturut-turut adalah 62,8 µg/mL; 10,91 µg/mL; dan >100 µg/mL.