2015 TA PP ANGGHREA RACHMANDIENTA HERMAWAN 1-COVER.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti 2015 TA PP ANGGHREA RACHMANDIENTA HERMAWAN 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti 2015 TA PP ANGGHREA RACHMANDIENTA HERMAWAN 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti 2015 TA PP ANGGHREA RACHMANDIENTA HERMAWAN 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti 2015 TA PP ANGGHREA RACHMANDIENTA HERMAWAN 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti 2015 TA PP ANGGHREA RACHMANDIENTA HERMAWAN 1-BAB 5.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti 2015 TA PP ANGGHREA RACHMANDIENTA HERMAWAN 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti
Abu vulkanik bersifat merusak. Prediksi sebaran abu vulkanik diperlukan untuk mencegah kerugian di dunia penerbangan. Penelitian terdahulu menggunakan model PUFF (model trajektori) sebagai model prediksi sebaran abu vulkanik. Kelemahan model ini terletak pada tidak diperhitungkannya kecepatan vertikal dalam model. Penelitian selanjutnya mengkonfirmasi peranan kecepatan vertikal dalam model sebaran abu vulkanik FALL3D. Namun penelitian ini bersifat simulasi dan peranan kecepatan vertikal hanya dilihat melalui input data.Tujuan penelitian ini adalah melakukan prediksi pada kasus-kasus yang berbeda secara spasial dan temporal dan mengkaji peranan kecepatan vertikal dalam prediksi sebaran abu vulkanik menggunakan model FALL3D. Input model FALL3D
berupa data meteorologi keluaran WRF beresolusi 9 km. Keluaran model FALL3D diverifikasi secara kualitatif dan kuantitatif dengan data satelit MTSAT. Dalam penelitian ini juga dilakukan uji coba prediksi sebaran abu vulkanik
dengan menggunakan model FALL3D pada tanggal 13 September 2014 di Indonesia dengan input model WRF beresolusi 27 km.
Secara keseluruhan model FALL3D dapat memprediksi arah sebaran abu vulkanik dengan cukup baik (secara kualitatif) meskipun secara kuantitatif kurang akurat namun tidak begitu buruk. Peranan kecepatan vertikal dikaji dengan
membandingkan keluaran PUFF dan FALL3D. FALL3D mampu memprediksi arah sebaran dengan baik meskipun kondisi cuaca yang kompleks, dan secara kuantitatif pun cukup akurat. Hal ini dikarenakan model FALL3D memperhitungkan kecepatan vertikal. Hasil uji coba prediksi membuktikan bahwa model FALL3D akurat secara kuantitatif.Lama running model FALL3D adalah ~13 menit untuk tiap gunung dengan input model WRF beresolusi 27 km.
Perpustakaan Digital ITB