digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Faiza Salsabila Sahda
PUBLIC Open In Flip Book Rita Nurainni, S.I.Pus

Beberapa Wilayah Indonesia sering mengalami visibilitas rendah salah satunya di Wilayah Kertajati. Bandara Kertajati merupakan bandara internasional yang terletak di Majalengka, Jawa Barat. Lokasinya terletak dekat dengan pegunungan ciremai, salah satu gunung tertinggi di Jawa Barat. Kondisi topografi ini membuat kertajati rentan terhadap kabut, terutama saat musim hujan. Berdasarkan data METAR Januari 2022, wilayah Kertajati mempunyai perubahan visibilitas yang signifikan disebabkan oleh kabut. Sehingga perlu adanya prediksi visibilitas lebih lanjut. Dalam penelitian ini, prediksi visibilitas dilakukan menggunakan Weather Research and Forcasting (WRF) dan luaran dari WRF akan dilakukan estimasi visibilitas dengan persamaan-persamaan diagnostik. Penelitian ini akan mengevaluasi prediksi visibilitas pada dua kejadian visibilitas buruk yaitu tanggal 2 Januari 2022 dan 21 Januari 2022 dengan mempunyai nilai visibilitas minimum 200 meter. Terdapat 7 metode yang digunakan dalam memprediksi visibilitas di bulan Januari 2022 pada wilayah Kertajati. Data yang digunakan penelitian ini adalah data prediksi dari NCEP-GFS dan data observasi dari METAR. 7 metode yang digunakan dalam estimasi visibilitas di Kertajati adalah parameterisasi Vis RH-based terdapat 4 persamaan diagnostik, parameterisasi Vis LWC-based terdapat 2 persamaan diagnostik, dan parameterisasi lainnya terdapat satu persamaan diagnostik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada saat kejadian visibilitas rendah dari dua kejadian, metode berbasis Relative Humidity (RH) cenderung mempunyai perbedaan visibilitas yang besar dengan observasi hal ini dikarenakan variabel RH yang digunakan pada persamaan estimasi kurang disimulasikan dengan baik oleh WRF hal ini dapat dilihat dari nilai temperature depression pada model lebih tinggi sehingga RH cenderung lebih rendah dan visibilitas bagus. Untuk metode yang digunakan, pada saat visibilitas buruk cenderung overestimate (parameterisasi Vis RH-based) dan cenderung underestimate (parametisasi Vis LWC-based dan parameterisasi lainnya). Metode yang paling bagus pada kejadian visibilitas buruk 1 dan 2 secara diurnal adalah metode Vis based RH_2 mempunyai RMSE yang lebih kecil yaitu 2824,87 meter dan 3537,76 meter.