Pasangan mesin yang dihubungkan dengan kopling (coupled machines) selalu mengalami ketaksesumbuan poros. Berdasarkan pengalaman praktek, ketaksesumbuan ini
menimbulkan getaran dengan frekuensi 2, 3, 4, dan 6XRPM. Namun, proses terjadinya getaran dengan ciri tersebut belum diketahui sepenuhnya. Ciri getaran ini akan dipahami
dengan baik apabila fluktuasi gaya eksitasi akibat ketaksesumbuan dapat diketahui. Fluktuasi gaya ini dapat diprediksi melalui defleksi poros atau orbit poros. Berdasarkan latar belakang tersebut, tugas sarjana ini memiliki tujuan untuk merancang dan membuat sebuah alat uji yang dapat memvisualisasikan orbit poros ketika poros mengalami ketaksesumbuan.
Tugas sarjana ini bertujuan untuk mendemonstrasikan orbit poros akibat ketaksesumbuan paralel. Terdapat dua jenis kopling yang diinvestigasi menggunakan alat uji yang dibuat, yaitu kopling rahang dan kopling Oldham. Alat uji ini dibuat dengan menggunakan poros yang elastis dibanding bantalannya sehingga orbit poros dapat diamati secara visual. Orbit poros tersebut diuji dengan cara mengukur defleksi poros dalam arah horizontal dan vertikal pada kecepatan putar poros antara 1,5 – 2 rpm sehingga gaya-gaya dinamik pada poros dapat diabaikan. Defleksi poros diukur dengan menggunakan sensor LVDT (Linear Variable Differential Transformer) sementara pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Matlab.
Dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa alat uji yang dirancang dan dibuat belum mampu memperagakan orbit poros secara baik. Berdasarkan hasil pengujian dengan kopling rahang, diketahui bahwa orbit poros tidak menunjukkan perubahan ukuran ketika offset diperbesar dan orbit tidak terlihat secara visual. Sementara itu, hasil pengujian
dengan kopling Oldham menunjukkan bahwa orbit poros mengalami perubahan ukuran ketika offset diperbesar dan menunjukkan munculnya putaran kecil (loop).
Perpustakaan Digital ITB