ABSTRAK Darius Chandra
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Darius Chandra
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Darius Chandra
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Darius Chandra
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Darius Chandra
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Darius Chandra
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Darius Chandra
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Darius Chandra
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Darius Chandra
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Plasmon saat ini menjadi topik yang banyak diteliti di bidang nanofotonik karena
sifat dasarnya, yaitu terjadinya pengurungan dan lokalisasi medan elektromagnetik.
Plasmon adalah peristiwa osilasi kolektif elektron pada material konduktif. Pada
nanopartikel, getaran elektron tersebut terlokalisasi sehingga peristiwa plasmon ini
disebut plasmon terlokalisasi. Pada umumnya, frekuensi resonan dari plasmon terlokalisasi
dicari dengan melihat grak esiensi absorbsi terhadap energi. Namun,
menentukan nilai frekuensi resonan dari plasmon menggunakan metode tersebut
sangat rawan akan human error. Oleh karenanya diperlukan teori yang lebih fundamental
untuk menentukan nilai frekuensi plasmon secara pasti, yaitu dengan kembali
ke denisi frekuensi alami plasmon itu sendiri. Denisi dari frekuensi alami
plasmon adalah frekuensi dari modus getaran plasmon ketika tidak ada sumber
gelombang elektromagnetik dari luar. Sehingga permasalahan yang harus diselesaikan
kali ini adalah persamaan syarat batas yang menyerupai permasalahan di
sumur potensial pada Fisika Kuantum. Pada Tugas Akhir ini, akan diturunkan
persamaan transenden yang diperoleh dengan cara menerapkan syarat batas pada
teori Mie untuk mencari frekuensi resonan plasmon nanopartikel berbentuk bola.
Di bagian akhir, akan diturunkan juga formulasi aproksimasi analitik untuk menentukan
frekuensi resonan plasmon sebagai fungsi jari-jari bola. Dari studi dalam
Tugas Akhir ini disimpulkan bahwa model respons elektromagnetik bahan dengan
model Lorentz-Drude 2 Critical Points, lebih baik jika dibandingkan dengan
model lain yang ditinjau dalam Tugas Akhir ini, yaitu model Lorentz-Drude dan
Lorentz-Drude 5 Critical Points. Menggunakan model permittivitas ini, solusi dari
persamaan transenden menghasilkan yang lebih baik ketika dibandingkan dengan
data eksperimen absorpsi (kesalahan kurang dari 5%). Rumusan analitik aproksimasi
untuk frekuensi resonansi plasmon (mode dipol) sebagai fungsi jari-jari bola
nano yang didapat memberikan kesalahan kurang dari 3% jika dibandingkan dengan
eksperimen.
Perpustakaan Digital ITB