Industri minyak atsiri di Indonesia memegang peranan penting dalam suplai minyak nilam di dunia namun secara umum kadar patchouli alcohol-nya masih rendah sehingga mempengaruhi kualitas minyak. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh cekaman kekeringan terhadap perolehan biomassa, perolehan minyak nilam, dan kandungan patchouli alcohol pada minyak nilam. Bibit nilam hasil stek dari pembibitan diaklimatisasi selama 1 bulan sehingga siap untuk digunakan dalam penelitian. Penanaman dilakukan selama 12 minggu di dalam screen house dengan diberikan perlakuan jumlah air masing-masing 100%, 75%, 50%, dan 25% kapasitas lapang setiap hari. Pertumbuhan nilam dianalisis berdasarkan tinggi tanaman setiap minggu, berat basah awal, dan berat basah akhir. Metode distilasi uap dipilih untuk mendapatkan yield minyak nilam sedangkan analisis senyawa penyusun minyak nilam menggunakan Gas Chromatography-Mass Analysis (GC-MS). Perolehan biomassa tertinggi didapatkan pada tanaman tanpa cekaman atau pemberian air 100% kapasitas lapang dengan laju pertumbuhan sebesar 0,12 minggu-1 dan doubling time selama 5,9 minggu. Cekaman kekeringan meningkatkan perolehan minyak dan kadar patchouli alcohol di daun. Perolehan minyak serta kadar patchouli alcohol tertinggi (6,35% b/bk dan 27,33%) diperoleh dengan pemberian cekaman kekeringan 50% serta produktivitas minyak nilam 151,3338 kg/ha.tahun. Senyawa utama penyusun minyak nilam yang diperoleh, yaitu patchouli alcohol (27,33%) azulene (16,50%), α-guaiene (12,99%), seychellene (7,66%), dan α-cedrene (5,50%). Hasil tersebut memperlihatkan bahwa cekaman kekeringan dapat menurunkan laju pertumbuhan, namun cekaman kekeringan 50% dapat meningkatkan perolehan minyak dan kadar patchouli alcohol paling tinggi.
Perpustakaan Digital ITB