Sistem rangka berpengaku eksentris (SRBE) merupakan salah satu sistem rangka pemikul gaya lateral yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan sistem rangka lainnya. SRBE memiliki kekakuan dan kekuatan yang lebih baik dari sistem rangka pemikul momen (SRPM), serta daktilitas dan kemampuan disipasi energi yang lebih baik dari sistem rangka berpengaku konsentris (SRBK). SRBE merupakan sistem pemikul beban gempa yang terdiri dari kolom, balok, bresing, dan link. Adanya bresing memberikan kekuatan dan kekakuan yang baik pada struktur, sedangkan link berperan sebagai elemen sekring yang berfungsi untuk menyerap energi gempa melalui mekanisme kelelehan. Dalam tugas akhir ini, dilakukan perencanaan dua buah model struktur baja tahan gempa sistem rangka bresing eksentris, dengan fungsi bangunan dan geometri struktur yang sama. Kedua model struktur berupa 2 bay dan 4 bay SRBE dimasing-masing perimeter bangunan. Konfigurasi bresing yang digunakan merupakan tipe split-K, dengan jenis link berupa link geser. Struktur yang direncanakan merupakan gedung perkantoran 13 lantai yang memiliki ketidakberaturan horizontal berdasarkan SNI 03-1726-2012 dan berlokasi di kota
Jakarta di atas tanah lunak. Perencanaan struktur dilakukan menggunakan prinsip desain kapasitas, di mana
elemen bresing, balok SRBE, dan kolom SRBE direncanakan berdasarkan kapasitas link. Dalam tugas akhir ini dilakukan evaluasi terhadap kinerja struktur menggunakan analisis pushover dan analisis non-linier riwayat waktu.
Selanjutnya analisis dilakukan terhadap kedua model struktur dengan membandingkan beberapa parameter yang menunjukkan kinerja struktur. Hasil analisis dalam tugas akhir ini menunjukkan bahwa struktur 4 bay memiliki
kekakuan dan pendisipasian energi gempa yang lebih baik. Hal ini disebabkan jumlah sistem rangka bresing pemikul gempa yang lebih banyak, dapat menambah kekakuan struktur dan efektifitasnya dalam memikul beban gempa.
Analisis perbandingan juga dilakukan antara struktur SRBE dengan struktur sistem rangka bresing konsentris (SRBK) dan sistem rangka berpengaku tahan tekuk (SRBTT) yang perencanaan keduanya dilakukan oleh dua orang penulis lainnya. Dari hasil perbandingan tersebut, diketahui bahwa struktur SRBE dalam studi kasus ini memiliki kekakuan dan berat struktur yang terbesar. Hal ini disebabkan ukuran profil bresing pada struktur SRBE yang lebih besar daripada bresing pada sistem struktur lainnya akibat faktor over strength yang digunakan
dalam pendesaianan dengan konsep desain kapasitas.
Perpustakaan Digital ITB