digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Hutan riparian merupakan ekosistem hutan di kanan kiri sungai yang memiliki fungsi melindungi, menstabilkan sungai dan sempadan sungainya. Salah satu indikator kestabilan ekosistem riparian adalah menurunnya aliran permukaan (run off). Untuk menstabilkan ekosistem riparian, perlu dilakukan penelitian struktur dan komposisi vegetasi serta hubungannya dengan aliran permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai run off di berbagai tipe tegakan. Penelitian ini dilakukan di Desa Nagaracinta, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode Belt Transect pada 9 plot berukuran 20x20 m di kanan kiri sungai. Plot pengamatan dibagi dalam tiga tipe tutupan lahan meliputi tegakan campuran, tegakan sejenis, dan tegakan bambu. Sampel tanah dicuplik di setiap plot kemudian diuji di laboratorium untuk memperoleh data Kadar Air Kapasitas Lapang (KAKL) sebagai dasar penentuan nilai run off menggunakan metode Thronthwaite-Mather. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai run off terendah dimiliki oleh tegakan campuran yaitu 310,03 mm/tahun. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara run off (y) dengan kerimbunan perdu (x1), kerapatan (x2), dan kelerengan (x3) dengan persamaan y=291,195–0,027x1–0,001x2+0,921x3 (R2=0,818). Persamaan tersebut menjelaskan bahwa dengan meningkatkan parameter kerimbunan vegetasi bawah dan kerapatan tegakan dapat membantu menurunkan nilai run off di ekosistem riparian Sub DAS Cimanuk Hulu