digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, dikenal memiliki tingkat radioaktivitas alami yang tinggi akibat keberadaan mineral pembawa uranium dan torium pada batuan vulkanik Formasi Gunung Api Adang. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan indikasi sebaran mineral radioaktif menggunakan pendekatan pengindraan jauh dan analisis vegetasi sebagai bioindikator. Metode yang digunakan meliputi analisis rasio saluran citra Sentinel-2 untuk mengidentifikasi mineral alterasi (besi, oksida besi, dan lempung), serta perhitungan indeks vegetasi Red Edge Vegetation Index (REVI) untuk mendeteksi tingkat cekaman vegetasi. Validasi lapangan dilakukan melalui pengukuran kandungan klorofil pada tumbuhan paku dengan Soil Plant Analysis Development (SPAD) meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vegetasi pada daerah dengan tingkat alterasi tinggi mengalami penurunan kandungan klorofil, perubahan warna daun menjadi kemerahan, dan morfologi yang terhambat. Analisis korelasi memperlihatkan hubungan linear dengan gradien negatif antara nilai SPAD dan laju dosis radiasi (R² = 0,90), serta hubungan linear dengan gradien positif antara REVI dan SPAD (R² = 0,76). Hasil integrasi data citra satelit dengan pengukuran vegetasi mampu meningkatkan akurasi pendugaan mineral radioaktif. Penelitian ini memberikan manfaat dalam penyediaan informasi spasial yang efisien untuk eksplorasi awal mineral radioaktif sekaligus mendukung upaya pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia.