digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penggunaan tumbuhan obat oleh masyarakat seringkali berdasarkan pertimbangan rasional sehubungan dengan pengetahuan tentang senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan tertentu yang diketahui mempunyai aktivitas biologis. Sampai saat ini, masih banyak spesies tumbuhan obat yang belum diteliti senyawa aktifnya. Salah satu tumbuhan tersebut adalah Dischidia nummularia yang dikenal dengan nama daerah yaitu benalu kancing. Dischidia merupakan salah satu genus dalam famili Asclepiadaceae. Tumbuhan ini telah banyak digunakan sebagai obat tradisional. Masyarakat pulau Timor, provinsi Nusa Tenggara Timur telah memanfaatkan daun Dischidia nummularia untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti kista, tumor, dan kanker. Penelitian sebelumnya telah melaporkan hasil uji kualitatif adanya kandungan metabolit sekunder kelompok flavonoid, terpenoid, alkaloid dan saponin dalam daun D. nummularia. Namun, belum ada laporan terkait evaluasi kimia yang meliputi isolasi metabolit sekunder dan uji bioaktivitas dari daun D. nummularia. Oleh karena itu, pada penelitian ini telah dilakukan kajian fitokimia daun D. nummularia yang tumbuh di pulau Timor, yang untuk memperoleh metabolit sekunder dan mengetahui bioaktivitasnya sebagai antikanker tersebut dengan melakukan uji sitotoksisitas terhadap sel murin leukemia P-388 sebagai salah satu uji awal yang disarankan NCI (National Cancer Institute) dalam pencarian senyawa bersifat antikanker. Sampel daun D. nummularia dikumpulkan dari pulau Timor, provinsi Nusa Tenggara Timur. Isolasi metabolit sekunder yang dilakukan meliputi ekstraksi daun D. nummularia menggunakan pelarut aseton serta pemisahan dan pemurnian metabolit sekundernya melalui beberapa teknik kromatografi yang meliputi kromatografi cair vakum, kromatografi radial, kromatografi kolom gravitasi (Silica gel dan Sephadex LH-20 sebagai fasa diam). Karakterisasi senyawa murni hasil isolasi dilakukan berdasarkan analisis data spektroskopi NMR 1D (1H-NMR dan 13C- NMR) dan NMR 2D (HSQC dan HMBC). Dari ekstrak aseton daun D. nummularia tersebut telah berhasil diisolasi enam senyawa murni yang sudah dikenal. Empat senyawa disarankan sebagai kelompok triterpenoid, yaitu glutinol, lanost-5-en-3β-ol, α-amirin, dan friedelin. Sementara itu, satu senyawa merupakan kelompok steroid yaitu stigmast-5-en-3βol, dan satu senyawa lain adalah kelompok santon yaitu α-amirin. Keenam senyawa tersebut untuk pertama kali diisolasi dari D. nummularia. Selanjutnya, ekstrak aseton daun D. nummularia dan senyawa hasil isolasi telah diuji sifat sitotoksiknya terhadap sel murin leukemia P-388 menggunakan metode MTT assay. Hasil pengujian empat sampel, yaitu ekstrak aseton daun D. nummularia, glutinol, α-amirin, dan friedelin terhadap sel murin leukemia P-388 menunjukkan bahwa keempat sampel tersebut tidak aktif dengan nilai IC50 berturut-turut 58,33; 29,77; >100; dan 92,09 μg/mL. Berdasarkan literatur ternyata dua senyawa hasil isolasi lainnya yaitu stigmast-5-en-3β-ol dan α-mangostin telah dilaporkan aktif terhadap sel murin leukemia P-388 dengan nilai IC50 berturut-turut 2,4 dan 3,2 μg/mL.