digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng Filipina, dan Samudera Pasifik. Pergerakan relatif dari lempeng teknonik tersebut menimbulkan terjadinya sesar-sesar regional yang selanjutnya dapat berkembang menjadi daerah pusat sumber gempa bumi. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah memberikan gambaran konfigurasi spasial dari potensi gempa di lokasi sekitar observasi yang tidak diketahui dengan metode kriging melalui semivariogram anisotropik tiga dimensi. Data gempa bumi diperoleh dari website IRIS(Incorporated Research Institutions For Seismology), yang pernah terjadi di wilayah Indonesia yaitu di Laut Banda, pada tanggal 31 Januari 2008. Ada 21 arah yang dianalisis dalam semivariogram anisotropik tiga dimensi yaitu berdasarkan arah sudut utama 0o, 45o, 90o, dan 135o. Dengan asumsi stasioner, proses pencocokan digunakan dengan model semivariogram Eksponensial, sehingga diperoleh range (𝑎𝑥 ) minor adalah 0,1 untuk arah Latitude, range (𝑎𝑦 ) mayor kedua adalah 0,3 untuk arah Longitude dan range (𝑎𝑧) mayor terbesar adalah 0,4 untuk arah Depth (masing-masing dalam satuan derajat) yang korenspondensi dengan elipsoida. Dalam semivariogram anisotropik dilakukan tansformasi elipsoida ke dalam bola, sehingga anisotropik direduksi ke dalam isotropik dan akan digunakan dalam anilisis kriging. Berdasarkan hasil analisis, Simple Kriging (SK) cocok digunakan untuk estimasi data kekuatan gempa bumi, jika dibandingkan dengan Ordinary Kriging (OK). Hal ini dilihat dari nilai Mean Square Error (MSE) Simple Kriging (SK) lebih kecil dari Ordinary Kriging (OK). Analisis kriging melalui semivariogram anisotropik dalam tiga dimensi dari potensi kekuatan gempa bumi memberikan gambaran konfigurasi spasial bahwa setiap hasil estimasi dipengaruhi data observasi di sekitarnya. Jika lokasi yang akan diestimasi berada di sekitar data observasi dengan rataan cukup besar, maka hasil estimasi akan mendekati nilai rataan data observasi. Selain itu, hasil prediksi juga dipengaruhi oleh perubahan arah dan sudut dari konfigurasi lokasi spasial.