digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Untuk mengidentifikasi pengurangan air tanah di daerah DKI Jakarta, telah dilakukan dua kali pengukuran gayaberat mulai bulan Juli 2008 sampai dengan September 2009. Dari data pengukuran tersebut dapat teridentifikasi anomali gayaberat mikro antar waktu yang melibatkan koreksi pasang surut, koreksi apungan, dan koreksi amblesan. Untuk keperluan interpretasi daerah pengurangan air tanah yang didasarkan pada nilai kontras densitas, dilakukan pemodelan 2D dengan menggunakan software Geomodel dan pemodelan inversi 3D dengan menggunakan software GRAV3D, yang didukung oleh data sumur pantau, data curah hujan, dan data geologi sebagai data kontrol. Perubahan kontras densitas bawah permukaan mengindikasikan terjadinya penambahan atau pengurangan air tanah. Kontras densitas yang bernilai positif sebagai respon dari imbuhan air permukaan dan amblesan tanah, sedangkan kontras densitas yang bernilai negatif sebagai respon dari pengurangan massa berkaitan dengan pengambilan air tanah. Dari hasil penelitian, pengurangan air tanah terbesar terdapat di daerah Jakarta Timur (Pulogadung) dengan penurunan muka air tanah ± 4 m dan di Jakarta Utara (Tanjung Priok) dengan penurunan muka air tanah ± 5 m. Imbuhan air permukaan terdapat di daerah Ciracas (Jakarta bagian selatan). Dan dari penelitian ini, teridentifikasi amblesan tanah ± 10 cm di daerah pusat bisnis, Mega Kuningan.