Konduktivitas listrik merupakan parameter yang powerful dalam menentukan tipe reservoar yang bergantung pada geometri ruang pori. Penelitian tentang hal ini telah dikaji oleh banyak peneliti, diantaranya: mengkaji hubungan konduktivitas listrik dengan jari-jari pori, bentuk butiran, dan parameter struktur mikro lainnya. Di sini, penulis meninjau ulang hubungan tersebut, dengan menyusun model pori granular dan retakan. Keduanya dipilih untuk dibandingkan bagaimana perubahan konduktivitas listrik sebagai fungsi porositas dan ukuran. Model yang disusun
divariasikan nilai porositas (5%-35%) dan ukuran sampelnya (323 - 1283 voxels). Sampel yang digunakan dalam penilitian ini adalah batuan berpori yang terdiri dari fasa padatan dan pori yang tersaturasi penuh oleh fluida dengan konduktivitas listrik masing-masing 0,01 S / m dan 0,2 S / m. Perhitungan konduktivitas listrik dilakukan dengan teknik komputasi metode elemen hingga (FEM) melalui pendekatan energi, yang telah dikomparasikan terlebih dahulu dengan pendekatan analitik. Di antara pendekatan analitik yang digunakan adalah rangkaian paralel seri, per-
samaan Brown, Keller-Mendellson, dan persamaan Nguyen. Komparasi tersebut dilakukan pada model 2D dan 3D, dengan menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan hasil perhitungan pada sluruh model pori diperoleh kesimpulan bahwa nilai
konduktivitas listrik pada model retakan selalu lebih besar dibandingkan dengan model pori granular pada porositas yang sama, hal ini menjadi penting ketika kita
akan mengidentifikasi sebuah sample batuan.
Perpustakaan Digital ITB