digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Curah hujan yang turun pada suatu vegetasi akan ditahan sebagian oleh tajuk vegetasi sebagai air intersepsi, sebagian diuapkan ke atmosfer, dan sebagian lagi jatuh ke lantai hutan sebagai curahan tajuk (throughfall). Bagian yang dicegat oleh permukaan daun akan mengalir melalui batang menuju tanah sebagai aliran batang (stemflow). Perbedaan jenis pohon memengaruhi jumlah air yang terdistribusi menjadi aliran batang, curahan tajuk dan intersepsi, dan selanjutnya laju aliran permukaan pada suatu lahan. Minimnya kajian ilmiah mengenai hidrologi hutan, khususnya terkait kemampuan tumbuhan kehutanan dalam mengurangi dampak aliran permukaan yang berlebih, menjadi dasar dilakukannya penelitian ini. Tujuan penelitian adalah membandingkan tiga jenis pohon, yaitu bintaro (Cerbera manghas), bungur (Lagerstroemia speciosa) dan meranti (Shorea selanica) dalam hal besarnya air intersepsi, aliran batang, dan curahan tajuk. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pemilihan jenis pohon yang sesuai untuk ditanam di hutan kota Jakarta, serta memperkaya informasi tentang intersepsi, aliran batang, dan curahan tajuk jenis-jenis tanaman kehutanan. Penelitian dilakukan di Hutan Kota Halim Perdana Kusuma, Jakarta, pada 13 Januari sampai 3 Februari 2017. Pengukuran dilakukan terhadap tiga jenis pohon (bintaro, bungur dan meranti), masing-masing diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh sembilan satuan pengamatan. Periode pengamatan hujan dilakukan selama 14 hari hujan. Berdasarkan hasil penelitian, nilai aliran pohon meranti sebesar 0,0051 mm (0,034% dari curah hujan), pohon bungur sebesar 0,0037 mm (0,025%), dan pohon bintaro sebesar 0,00295 mm (0,02%). Nilai curahan tajuk pohon bungur sebesar 10,241 mm (69,65%), pohon meranti sebesar 9,027 mm (61,39%) dan pohon bintaro sebesar 7,852 mm (53,40%). Nilai intersepsi pohon bintaro sebesar 6,8492 mm (46,57%), pohon meranti sebesar 5,6721 mm (38,57%) dan pohon bungur sebesar 4,4595 mm (30,32%). Menurut Irmas (2010), pohon yang memiliki nilai curahan tajuk terkecil dan nilai intersepsi tertinggi merupakan pohon terbaik dalam hal menanggulangi banjir yang sering terjadi di Jakarta. Dengan demikian, di antara ketiga jenis pohon yang dibandingkan dalam penelitian ini, bintaro adalah pohon terbaik yang dapat disarankan untuk penanaman hutan kota. Nilai intersepsi pada hutan kota Halim Perdana Kusuma dapat dimaksimalkan dengan cara mendesain ulang hutan kota melalui aspek-aspek teknik silvikultur, pola tanam, fasilitas, pemilihan vegetasi, dan input hara.