Kejadian hujan pada periode Juni-Juli-Agustus (JJA) 2022 di wilayah Halmahera
Utara sering kali tidak terprediksi dengan baik dalam model prakiraan cuaca skala
regional. Hal ini diduga karena adanya pengaruh sirkulasi lokal yang dapat
menyebabkan terjadinya hujan pada periode tersebut. Fenomena lokal yang dapat
mempengaruhi dinamika cuaca di wilayah pesisir adalah sirkulasi angin laut / Sea
Breeze Circulation (SBC). Pada penelitian sebelumnya, diketahui bahwa terdapat
perbedaan pola spasial curah hujan di sekitar pesisir pulau besar dan pulau kecil
yang pola diurnal curah hujannya dipengaruhi oleh SBC. Pada pulau besar
intensitas hujan paling maksimum terjadi di daerah pegunungan, sementara pada
pulau kecil terjadi di tengah pulau. Hal tersebut sesuai dengan kondisi topografi dan
morfologi garis pantai wilayah Halmahera Utara. Pada penelitian ini, dilakukan
analisis terhadap kondisi klimatologi dan sinoptik menggunakan data reanalisis
serta analisis terhadap data observasi dari stasiun dekat pesisir dan di dalam pulau
untuk membuktikan bahwa kejadian hujan pada JJA 2022 dipengaruhi oleh faktor
lokal. Kemudian verifikasi data luaran model dengan data observasi stasiun
meteorologi dilakukan dengan perbandingan spasial data luaran model dan data
observasi radar, perbandingan nilai parameter secara diurnal serta melalui
perhitungan statistik menggunakan metode Root Mean Square Error (RMSE)
untuk mengukur kemampuan model dalam memprediksi cuaca. Tahap terakhir
adalah menyimulasikan fenomena atmosfer dan kondisi meteorologi tersebut
menggunakan model Weather Research and Forecasting (WRF) dengan metode
downscaling tiga domain untuk meningkatkan resolusi luaran model agar dapat
mengungkap dinamika proses terjadinya hujan dan hubungannya dengan topografi
dan SBC pada periode tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi
klimatologi pada periode tersebut memiliki rata-rata curah hujan yang mengalami
penurunan, namun masih terdapat potensi terjadinya aktivitas konvektif, aliran
angin sinoptik yang lemah namun kondisi atmosfer tidak stabil dan berpotensi
meningkatkan aktivitas konvektif. Berdasarkan hasil observasi terdapat anomali
curah hujan pada beberapa sampel hari hujan dibandingkan dengan kondisi ratarata
curah hujan pada periode JJA 2022. Pada sampel hari hujan yang digunakan
terjadi perubahan kondisi paremeter meteorologi berupa penurunan suhu udara
permukaan, peningkatan kelembapan relatif dan peningkatan kecepatan angin yang
iii
menandakan adanya pengaruh SBC. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa model
WRF dengan peningkatan resolusi mampu menyimulasikan kondisi cuaca pada
periode JJA 2022 dengan baik dalam menggambarkan variasi diurnal berbagai
parameter cuaca serta dalam menggambarkan pola spasialnya. Hasil luaran model
menunjukkan bahwa hujan yang terjadi pada periode JJA 2022 disebabkan karena
pengaruh topografi terhadap SBC. Pada pagi hari wilayah pesisir masih dipengaruhi
oleh angin darat, ketika daratan mengalami pemanasan angin laut mulai
berpropagasi kedalam pulau dan menyebabkan perubahan kondisi meteorologi
seperti peningkatan mixing ratio, curah hujan, penurunan kelembapan relatif dan
suhu udara permukaan. Curah hujan paling lebat terjadi di tengah pulau dekat
pegunungan. Hal ini disebabkan oleh keberadaan topografi yang menyebabkan
masa udara tertahan. Keberadaan topografi kompleks di wilayah Halmahera Utara
berupa variasi topografi berperan dalam menghambat propagasi SBC yang
menyebabkan terbentuknya konvergensi angin laut setelah SBC melewati
pegunungan, keberadaan konvergensi angin laut membentuk deep convection di
atas pegunungan yang ditandai dengan keberadaan lapisan lembap yang tebal di
atas pegunungan dan menghasilkan hujan. Kompleksitas morfologi garis pantai
dalam hal ini keberadaan teluk dan pulau yang dekat dengan pulau Halmahera
menyebabkan aliran angin mengalami divergensi di bagian timur Halmahera Utara
dan mendorong terjadinya konvergensi di bagian Utara. Oleh karena itu SBC dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan prediksi cuaca dan
peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah Halmahera utara khususnya pada periode
JJA.