2017 TA PP Hesti Yuliyatin Dyah Ayu Anggraini 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Ena Sukmana
Sebagai pendekatan baru dalam proses budidaya udang, RAS dan Hybrid telah mampu mendukung budidaya udang supra intensif (~kepadatan 500 PL/m3). Sebagai produk pangan, perlu dikaji kandungan nutrisi dari udang yang dikultur pada kedua sistem tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil asam amino dan asam lemak udang putih (Litopenaeus vannamei) yang dikultur pada sistem Recirculation Aquaculture System (RAS) dan Hybrid (kombinasi sistem: Zero Water Discharge - Recirculation Aquaculture System), dengan menggunakan udang putih yang dibudidayakan menggunakan sistem tambak sebagai pembandingnya. Pada penelitian ini dilakukan uji asam amino menggunakan metode HPLC yang terdiri dari 4 tahap, yaitu preparasi sampel, pengeringan, derivatisasi dan injeksi pada HPLC varian 940-LC dan uji asam lemak menggunakan metode penyabunan dan esterifikasi yang terdiri dari 3 tahap, yaitu ekstraksi sampel, esterifikasi dan transesterifikasi serta identifikasi menggunakan Gas Chromatography-Flame Ionization Detector (GC-FID). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pada ketiga sistem budidaya terdapat 17 asam amino yang terdiri dari 9 asam amino non-essesial dan 8 asam amino essensial. Asam amino non-essensial tertinggi adalah asam glutamat yang terdapat pada sistem Hybrid sebesar 7191 mg/100g, sedangkan asam amino essensial tertinggi adalah leusin yang terdapat pada sistem tambak (Indramayu) sebesar 3077 mg/100g. Total kandungan asam amino tertinggi terdapat pada sistem Hybrid sebesar 33968 mg/100g, sedangkan sistem tambak sebesar 32592 mg/100g, dan sistem RAS sebesar 28190 mg/100g. Terdapat 26 jenis asam lemak yang terdiri dari 12 jenis asam lemak jenuh (SAFA), 7 jenis asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA), dan 7 jenis asam lemak tak jenuh (PUFA), dengan total kandungan asam lemak tertinggi terdapat pada sistem Hybrid (18 jenis; 26,07x105 mg/100g), dan komposisi asam lemak terbanyak terdapat pada sistem RAS (22 jenis; 13,03x105 mg/100g) dibandingkan dengan sistem tambak (Indramayu) sebagai pembanding (20 jenis; 9,07x105 mg/100g). Berdasarkan hasil penelitian, sistem Hybrid yang mengkombinasikan antara Recirculating aquaculture systems dan penambahan agen mikroba dalam sistem ZWD mampu memberikan hasil profil asam amino dan asam lemak udang putih (Litopenaeus vannamei) yang terbaik dibandingkan sistem RAS dan tambak
Perpustakaan Digital ITB