digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pencahayaan dalam suatu ruangan harus mempertimbangkan kenyamanan visual yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja pengguna ruangan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh besaran-besaran pencahayaan yang berpengaruh terhadap kinerja dokter gigi pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) UNPAD serta kriteria besaran pencahayaan yang memberikan dampak positif pada produktivitas kerja. Data yang diambil terdiri dari data fisis dan psikofisiologis. Metode pengambilan data fisis berupa pengukuran iluminansi vertikal dan horizontal menggunakan luxmeter, serta pengambilan citra HDR untuk luminansi. Metode pengambilan data psikofisiologis dilakukan dengan uji akurasi dental yang bertujuan menentukan respon subjektif berupa jumlah kesalahan yang dilakukan naracoba dalam mengenali gigi pasien dibawah kondisi pencahayaan yang berbedabeda. Berdasarkan uji asumsi klasik diperoleh tiga besaran pencahayaan yang berpengaruh terhadap persentase kesalahan oleh responden, yaitu luminansi maksimum maneken, luminansi maksimum lingkungan dan kontras oral terhadap maneken. Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase kesalahan dapat diprediksi menggunakan persamaan regresi multilinier. Nilai berikut ini disarankan untuk mendapatkan persentase kesalahan terprediksi yang tidak tinggi, yaitu persentase kesalahan terprediksi < 15,99 % dengan toleransi 8% berdasarkan persamaan regresi multilinier : luminansi maksimum maneken ≤ 3.418 cd/m2, luminansi maksimum lingkungan ≥ 2.238 cd/m2, dan kontras oral terhadap maneken ≤ 9,66, dengan asumsi besarnya luminansi maneken maksimum berada pada rentang 390 hingga 7.550 cd/m2, luminansi maksimum lingkungan pada rentang 47 hingga 10.203 cd/m2, dan kontras oral terhadap maneken antara 0,73 dan 23,82. Nilai-nilai tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk melakukan optimisasi pencahayaan dalam ruang praktik rumah sakit gigi dan mulut.