digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu tantangan terbesar Indonesia adalah berkompetisi dengan bank-bank ASEAN saat pengimplementasian ASEAN Banking Integration Framework berlaku di tahun 2020. Sejauh ini dibandingkan dengan bank-bank di negara ASEAN lainnya, perbankan Indonesia memiliki daya saing rendah. Tercermin dari tingginyan bunga pinjaman dan rasio efisiensi (semakin rasio rendah semakin efisien). Tingginya bunga pinjaman akan membuat bank-bank Indonesia kurang menarik dibanding bank negara ASEAN lainnya. Rata-rata bunga pinjaman Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di ASEAN dan rasio efisiensiya salah satu yang terburuk. Efisiensi mengukur seberapa baik sebuah institusi menghasilkan output dengan penggunaan inputnya. Efisiensi merupakan salah satu parameter terbaik dalam melihat performa bank. Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah berusaha untuk mendorong peningkatan efisiensi melalui regulasi dan pemberian insentif. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efisiensi bank konvensional Indonesia menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dengan menggunakan pendekatan aset, model Variable Return on Scale (VRS) dan orientasi input . Populasi penelitian ini mencakup 57 bank konvensional Indonesia yang diukur berdasarkan kategori BUKU. Dari hasil perhitungan DEA, ditemukan bahwa terdapat 3 dari 4 bank BUKU 4 yang efisiensi sementara untuk BUKU 3 ada 7 dari 14, BUKU 2 ada 7 dari 24 dan BUKU 1 ada 4 dari 15. Penelitian ini juga menemukan bahwa BUKU 4 memiliki rata rata nilai efisiensi terbaik diikuti dengan BUKU 3, BUKU 1 dan BUKU 2.