digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Informasi mengenai tinggi gelombang signifikan (SWH) pada wilayah Laut Jawa sangat penting untuk mendukung aktivitas laut serta perlindungan pesisir. Data yang akurat bisa didapat melalui pengukuran in-situ atau dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh. Namun, ketersediaan data in-situ jangka panjang sangat jarang dan mahal. Informasi mengenai SWH jangka panjang juga bisa didapat dari metode pendekatan model numerik, dalam penelitian ini dengan SWAN di Laut Jawa dari tahun 2005 – 2014. Model tersebut dibangun dengan menggunakan data batimetri dari General Bathymetric Charts of the Oceans (GEBCO) dan angin dari National Centers for Environmental Prediction (NCEP), dengan masing-masing resolusi spasial dan temporal yaitu 1.875˚ × 1.905˚ dan 6-jam. Model tersebut dibangun dengan menggunakan satu grid komputasi, langkah waktu setiap 6 jam, resolusi grid 0.1˚×0.1˚, dan kondisi fisik dari Komen. Untuk mengukur seberapa akurat SWAN menyediakan data SWH Laut Jawa, beberapa parameter statistik dihitung sebagai proses verifikasi terhadap data pengamatan dari satelit altimetry Jason-1 dan Jason-2. Proses verifikasi dilakukan pada empat buah titik pengamatan yang didefinisikan dari titik silang jejak satelit altimetri. Data dari satelit didapat dengan menyaring menggunakan metode ambang batas. Proses ini dilakukan dengan menghitung beberapa parameter statistik, diantaranya Mean Error (ME), Root Mean Square Error (RMSE), Standard Deviation of Error (SD), Scatter Index (SI), Correlation Coefficient (r), dan Relative Mean Absolute Error (RMAE). Hasil menunjukan bahwa rentang nilai RE 0.05 – 0.20 m, RMSE 0.22 – 0.44 m, SD 0.22 – 0.40, SI 0.25 – 0.62, r 0.33 – 0.67, dan RMAE 0.08 – 0.41 m. Hasil yang dapat disimpulkan adalah dengan menggunakan data masukan angin beresolusi rendah dari NCEP, SWAN tidak dapat mensimulasikan karakteristik SWH di Laut Jawa secara akurat, dibandingkan ke data pengamatan jangka panjang yang diperoleh dari satelit altimetry Jason-1 dan Jason-2