Keberadaan selama 5 tahun Penambangan Emas Skala Kecil (PESK) yang berada di wilayah Kasepuhan Adat Cisitu, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten berpotensi
mencemari lingkungan akuatik dan kesehatan manusia dikarenakan hasil amalgamasi yang dibuang ke lingkungan. Atas dasar latar belakang tersebut, tujuan penelitian adalah mengukur dan menganalisa pencemaran Hg terhadap air dan tanah pada effluent proses amalgamasi ; bioakumulasi ikan dan analisa resiko konsumsi ikan ; serta menganalisa secara deskriptif konsentrasi rambut dengan resiko kesehatan manusia sekitar PESK Kasepuhan
Cisitu. Terdapat 9 titik sampel air, 8 titik sampel tanah, 2 titik sampel ikan, dan 48 sampel rambut. Konsentrasi Hg yang ada di dalam hasil ekstraksi sampel air, tanah, dan ikan diperiksa menggunakan GF-AAS. Sedangkan hasil ekstraksi sampel rambut diperiksa
dengan menggunakan CV-AAS. Seluruh sampel air memiliki konsentrasi Hg di bawah baku mutu yang ditetapkan PP 82/2001 sebesar 2 !g/ L. Untuk sampel tanah, 4 dari 8 sampel tanah ada di bawah baku mutu yang ditetapkan Environment Canada and Health Canada sebesar 6,6 mg/kg, dengan nilai konsentrasi merkuri tertinggi sebesar 146,79 mg/kg. Hasil perkiraan BCF dari Oreochromis mossambicus dan Oreochromis niloticus adalah berada
pada rentang 2.308 – 10.231 L/kg. Perhitungan perkiraan paparan merkuri harian konsumsi ikan adalah sebesar 0,25 !g/kg BB per hari dimana Acceptable Daily Intake (ADI) adalah sebesar 0,01 μg/kg BB per hari. Hal ini Menunjukkan ikan mujair dan ikan nila tidak aman untuk dikonsumsi. Namun paparan merkuri tidak hanya disebabkan oleh konsumsi ikan, sehingga terdapat kemungkinan paparan akan lebih besar dengan adanya konsumsi makanan
lainnya. Analisa deskriptif dan epidemiologi pada sampel rambut menyatakan bahwa klasifikasi usia dan pekerjaan menunjukkan adanya hubungan positif dengan peningkatan
konsentrasi merkuri dalam rambut. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat adanya resiko kesehatan terhadap masyarakat PESK Kasepuhan Cisitu.
Perpustakaan Digital ITB