Analisis kestabilan lereng Section 10 Pit Pama PT. Adaro Indonesia dilakukan terhadap percepatan horizontal pada lereng akibat getaran peledakan dan pengaruh air tanah terhadap kestabilan lereng Section 10. Dengan dikajinya dua dari beberapa parameter penting maka PT. Pamapersada Nusantara akan dapat memperkirakan jarak aman peledakan terhadap lereng. Data peledakan dari hasil dari beberapa pengukuran getaran peledakan sejak tahun 2007 hingga 2010 dengan muatan bahan peledak per waktu tunda (charge per delay, cpd) sebesar 53,76 kg dan kedalaman lubang ledak rata-rata 8m demikian pula dengan pola peledakan tetap dengan pola eselon dengan geometri burden 7m
dan spasi 8m. Pemodelan getaran peledakan diperoleh dari percepatan pada saat perpindahan maksimum. Pemodelan air tanah menggunakan data piezometer disekitar section 10.
Berdasarkan pendapat beberapa pakar bahwa PPA bukan merupakan percepatan horizontal. Seed, 1979 : a = 13 – 20% PPA, H. N. Wong, 1992 : a = K . PPA. Newmark (1965) mendasarkan pada perpindahan maksimum untuk mendapatkan
akritis. Dalam penelitian ini telah diperoleh hubungan antara PPA dan a dengan persamaan : a = 0,2101 x PPA. Persamaan ini sepadan dengan fungsi a = K. PPA
dan hanya sedikit berbeda dengan rekomendasi Seed (1979). Jarak aman yang diperoleh untuk Section 10 sebesar 254m. Jarak aman peledakan terhadap lereng
dalam penelitian ini adalah jarak tegak lurus (longitudinal) terhadap kaki (toe) lereng Low Wall Section 10. Bukan jarak terdekat searah strike (transversal) atau jarak terhadap jembatan pembatas antara Pit Pama dan Pit SIS (bridge Pama-SIS). Penggunaan drainhole meningkatkan faktor kemanan lereng dari Section 10 dari 1,117 meningkat menjadi 1,122 sedangkan pengaruh getaran peledakan menyebabkan penurunan terhadap kestabilan lereng Section 10 maksimum
11,75%.
Perpustakaan Digital ITB