digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Davin Valerian Handalim
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Davin Valerian Handalim
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Davin Valerian Handalim
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Davin Valerian Handalim
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Davin Valerian Handalim
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Davin Valerian Handalim
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Jembatan Cipada di Kabupaten Bandung Barat, Padalarang berada pada kawasan perbukitan dengan risiko longsor tinggi akibat kondisi geologi, topografi, dan curah hujan. Penelitian ini bertujuan menganalisis kestabilan lereng dengan memperhatikan pengaruh tension crack melalui interpretasi Modified Self-Potential dan data uji geoteknik yang kemudian dimodelkan menggunakan perangkat lunak Rocscience Slide 2.0 dengan metode Spencer. Analisis dilakukan pada kondisi tension crack kering, terisi air 50%, dan penuh, baik statis maupun dinamis dengan beban seismik sebesar 0,073 g. Hasil menunjukkan bahwa tipe longsor dominan adalah translasi non-circular pada kontak tanah lempung dan pasir tufaan, dengan penurunan faktor keamanan paling signifikan terjadi pada tension crack terisi air, terutama di dekat crest, serta semakin kritis saat dipengaruhi beban dinamis. Secara umum, lereng baru memenuhi standar kestabilan secara keseluruhan menurut SNI 8460:2017 dan KEPMEN ESDM No. 1827 pada jarak ?17,5 meter dari crest. Berdasarkan hasil tersebut, upaya mitigasi yang direkomendasikan meliputi pemantauan deformasi lereng, pembangunan sistem drainase, pembuatan dinding penahan, serta penanaman vegetasi berakar kuat, dengan kesimpulan bahwa keberadaan tension crack berisi air merupakan faktor paling berpengaruh terhadap kestabilan lereng di sekitar Jembatan Cipada.