digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu penyebab keruntuhan lereng timbunan maupun galian diakibatkan karena beban gempa. Banyak metode penentuan stabilitas lereng dinamik yang selama ini digunakan dalam perencanaan stabilitas lereng, tetapi masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu metode yang sederhana dan banyak digunakan adalah Analisis Statik Ekuivalen dimana percepatan gempa yang sebenarnya bersifat transien diekuivalenkan menjadi sebuah gaya horisontal. Kelemahan dari metode ini selain tidak mewakili dari sifat-sifat gempa, juga memerlukan faktor reduksi gempa yang sulit ditentukan. Metode yang lebih realistis adalah Analisis Dinamik dengan metode elemen hingga, dimana gaya gempa yang diaplikasikan berupa input motion gempa. Kelebihan dari Analisis Dinamik, yang dalam hal ini dibantu dengan program Geo-Office, adalah dapat menghasilkan angka keamanan minimum selama waktu gempa. Studi ini membandingkan Analisis Statik Ekuivalen dengan Analisis Dinamik pada suatu model timbunan dan galian pada Site Keras SC, Site Sedang SD dan Site Lunak SE megikuti karakteristik site menurut UBC 1997 dengan kedalaman batuan dasar D=30m dan D=100m. Mekanisme gempa yang diaplikasikan adalah subduction dan strike-slip, dengan percepatan puncak dibatuan dasar 0,1 – 0,4g. Pada studi ini juga diteliti penentuan Faktor Reduksi (fR) pada model timbunan dan galian yang dapat digunakan untuk Analisis Statik Ekuivalen sehingga SF yang dihasilkan sama besar dengan SF-Dinamik minimum. Pada studi ini, Analisis Statik Ekuivalen dikerjakan dengan program komputer Plaxis sedangkan Analisis Dinamik dikerjakan dengan program komputer Geo-Office. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Angka Keamanan statik ekuivalen selalu lebih kecil dari Angka Keamanan Dinamik Minimum, atau dapat dikatakan bahwa Analisis Statik Ekuivalen lebih konservatif dibanding Analisis Dinamik. Dengan Peak Based Acceleration (PBA) =0,2g, mekanisme strike-slip, faktor reduksi gempa (fR) untuk kasus timbunan diatas Site Keras adalah berkisar 0.62, untuk timbunan diatas Site Sedang, fR rekomendasi berkisar 0,2 dan pada timbunan diatas Site Lunak, menghasilkan fR berkisar 0,18. Sedangkan untuk kasus galian pada Site Keras, fR berkisar 0,8, fR untuk Site Sedang berada dibawah Site Keras, yaitu berkisar 0,5 dan untuk Site Lunak, fR rekomendasi berkisar 0,3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan penentuan fR yang lebih mendalam untuk setiap Klasifikasi Site, dimana rentang parameter Vs dan Cu menurut UBC 1997 yang cukup lebar perlu dibagi menjadi beberapa nilai Vs dan Cu sehingga akan menghasilkan nilai fR yang lebih mewakili dari suatu Klasifikasi Site tertentu. Dan untuk mendapatkan hasil fR yang lebih akurat perlu diambil nilai-nilai parameter tanah dari hasil uji laboratorium.