digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Saat ini, kebutuhan akan material konduktor dan semikonduktor semakin meningkat yang disebabkan oleh perkembangan teknologi yang pesat khususnya di bidang elektronik. Material yang biasa digunakan adalah senyawa-senyawa anorganik yang harganya relatif mahal. Disamping itu terdapat beberapa kekurangan lain seperti tidak fleksibel, proses sintesis atau fabrikasi harus sangat bersih, dan tiap material memiliki band gap tertentu yang tidak mudah di-tune up. Polianilin (PANI) dan polianilin tersulfonasi (SPAN) merupakan contoh dari polimer konduktif yang potensial untuk digunakan karena sifat elektroniknya dan cukup murah. SPAN memiliki kelarutan yang baik dalam air sehingga memberikan kemudahan untuk melakukan proses lebih lanjut (processable PANI). Pada penelitian ini telah dilakukan penentuan kondisi optimum untuk sintesis SPAN. Pada studi ini, kondisi optimum untuk sintesis SPAN adalah penggunaan campuran 30% v/v asam klorosulfonat dalam asam sulfat pekat, durasi sulfonasi selama tiga hari, dan penggunaan air dingin sebagai presipitan. Kondisi ini akan menghasilkan SPAN (SPAN 30%) dengan karakteristik yang cocok sebagai material konduktor dan larut dalam air. Gugus sulfonat telah berhasil dimasukkan ke dalam rantai polimer yang didukung oleh keberadaan puncak pada 1066 cm-1 dalam spektrum FTIR dan bahu pada 1215 cm-1 dalam spektrum Raman yang merupakan fitur karakteristik untuk mode vibrasi ulur ikatan C(aril)-S. Hasil pengukuran konduktivitas sebagai fungsi dari frekuensi menunjukkan bahwa SPAN 30% memiliki pola aluran yang sama dengan material konduktif dengan nilai konduktivitas sebesar 1,48 × 10-2 S/cm. Spektrum UV-Vis menunjukkan bahwa SPAN memiliki beberapa pita absorpsi utama yang merepresentasikan keberadaan cincin benzenoid (λ = 300 nm), cincin quinonoid (λ = 800 nm), dan spesi polaron (λ = 450 nm). Morfologi permukaan SPAN yang dihasilkan berupa partikel mirip granula teraglomerasi dengan derajat sulfonasi rata-rata sebesar 45,49%.