Industri telekomunikasi adalah sebuah industri yang sangat kompetitif di Indonesia. Setiap tahun, persaingan dalam industri ini semakin cepat dan ketat. Hal ini disebabkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin cepat. PT. Telekomunikasi Indonesia (PT. Telkom) adalah sebuah perusahaan milik negara yang bergerak dalam industri tersebut. Untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar pada industri telekomunikasi, PT. Telkom bertransformasi dari perusahaan InfoCom menjadi perusahaan T.I.M.E. Transformasi tersebut juga diikuti oleh perubahan organisasi di PT. Telkom. Berdasarkan hasil survey Telkom Employee Survey (TES) tahun 2011, Tingkat kepuasan pegawai PT. Telkom dikategorikan tinggi namun, pencapaian ini tidak didukung oleh kinerja perusahaan. Berdasarkan laporan internal PT. Telkom 2011, hanya 9 dari 69 T-lab area yang dapat memenuhi target kinerja mereka. Laporan survey ini diperkuat oleh hasil survey Theme O Meter (TOM) tahun 2011, yang menunjukkan tingkat pengaplikasian budaya Telkom 5C belum mencapai target perusahaan. Menurut Daft (2009), Kondisi ini disebabkan oleh organisasi yang tidak efektif. Menurut Right manajemen (2010), tingkat keefektifan sebuah organisasi dapat ditingkatkan dengan meningkatkan tingkat keterikatan pegawai.Penelitian ini berfokus pada pengukuran tingkat keterikatan pegawai di PT. Telkom dengan menggunakan metode analisa kuesioner yang disusun dari gabungan beberapa teori yang memiliki hubungan dengan teori keterikatan pegawai. Seluruh kuesioner akan dianalisis dengan menggunakan analisa desriptif, analisa variabel dependent, analisa variabel independent, pengukuran tingkat keterikatan pegawai, analisa regresi berganda, dan analisa fokus isu. Peralatan yang akan digunakan untuk melakukan analisa dalam penilitian ini adalah SPSS 13 dan Microsoft Excel 200. Hasil analisa kuesioner menunjukkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi tingkat keterikatan pegawai adalah faktor budaya Collaborative Innovation di PT. Telkom. Oleh karena itu pengoptimalan budaya Collaborative Innovation perlu dilakukan. Berdasarkan hasil analisa lebih lanjut PT. Telkom disarankan untuk mendisain ulang pertanyaan pada alat penilaian TOM, menerapkan hasil dari penilaian TOM sebagai salah satu KPI para pemimpin, serta menyempurnakan metode penilaian dan penetapan bobot nilai pada penilaian 360o untuk mengoptimalisasi budaya Collaborative Innovation. Pada akhir dari laporan penelitian ini terdapat rencana pengimplementasian dari saran-saran tersebut.
Perpustakaan Digital ITB