digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Robert Chowiendo
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Robert Chowiendo
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Robert Chowiendo
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Robert Chowiendo
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Robert Chowiendo
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Robert Chowiendo
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Robert Chowiendo
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Inisiatif untuk mengurangi emisi karbon telah mempercepat pencapaian tujuan iklim perjanjian Paris, yang bertujuan untuk membatasi pemanasan global hingga di bawah 2°C. Namun, menjadi ekonomi rendah karbon membutuhkan biaya yang mahal, dan saluran pendanaan yang tersedia tidak memadai dalam melakukan upaya dekarbonisasi. Obligasi hijau telah menjadi saluran pembiayaan utama, yang mendorong investor untuk berinvestasi dalam energi bersih, efisiensi energi, dan inisiatif lingkungan hijau. Studi ini menganalisis dampak obligasi hijau terhadap emisi karbon di ASEAN, kawasan ekonomi yang berkembang pesat dengan ketergantungan bahan bakar fosil yang tinggi dan emisi gas rumah kaca yang tinggi. Dengan menggunakan data panel yang mencakup tahun 2019 hingga 2023 untuk sampel kumpulan perusahaan yang terdaftar di bursa di negara-negara ASEAN, penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk menentukan hubungan Obligasi Hijau (GB), Ukuran Perusahaan (FS), dan Produk Domestik Bruto (GDP), dan Inflasi (INF) terhadap Emisi Karbon (CE) di negara-negara ASEAN. Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan negatif secara statistik antara obligasi hijau terhadap emisi karbon di negara-negara ASEAN. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pembiayaan obligasi hijau menghasilkan pengurangan emisi. Ukuran perusahaan berdampak negatif terhadap emisi karbon sementara produk domestik bruto dan inflasi tidak mempengaruhi emisi karbon.