digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah penelitian secara administratif termasuk di wilayah Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara dan secara geografis terletak pada koordinat UTM 170000-174000 mU dan 735000-740000 mT (Zona 51U). Pemetaan geologi berskala 1:12.500 dan analisis geokimia air ini dilakukan untuk mempelajari dan mengetahui tatanan geologi dan sistem panas bumi di daerah penelitian. Daerah penelitian terletak di sebelah baratlaut kaki Gunung Duasudara dan Gunung Tangkoko. Berdasarkan bentuk dan bentang alam, daerah penelitian dibagi menjadi tiga satuan geomorfologi, yaitu Satuan Kerucut Gunungapi, Satuan Kaki Gunungapi, dan Satuan Perbukitan Volkanik Terdenudasi. Geologi daerah penelitian juga dipengaruhi oleh produk-produk volkanik dari kedua gunungapi tersebut. Sejarah geologi daerah penelitian dimulai pada kala Plistosen yang diawali dengan aktivitas volkanisme Gunung Duasudara yang mengendapkan Satuan Tuf, Satuan Lava Andesit, dan Satuan Tuf Lapili secara berurutan. Kemudian, aktivitas volkanisme semakin bergeser ke arah timurlaut sehingga Gunung Tangkoko aktif dan menghasilkan produk berupa Satuan Lava Andesit Piroksen yang juga berumur Plistosen. Setelah seluruh satuan batuan terendapkan pada daerah penelitian, terbentuk struktur geologi yang dikontrol oleh kehadiran subduksi Sangihe Timur berupa Sesar Normal Pinasungkulan, Sesar Normal Toka Tembaankoka, dan Sesar Normal Pareng. Ketiga sesar ini terbentuk pada satu periode yang sama pada daerah penelitian. Survei geokimia dilakukan untuk mengetahui model sistem panas bumi daerah Pinasungkulan dan sekitarnya melalui analisis geokimia air. Manifestasi panas bumi ditemukan di 5 lokasi, yaitu pada daerah Pinasungkulan, Serawet, Batuputih, dan Pareng, berupa mata air hangat bertemperatur 34-41oC, pH 6,91-7,65, dan merupakan air bikarbonat (HCO3). Manifestasi ini berasal dari satu reservoir yang diperkirakan bertemperatur 200-230oC dan terletak pada kedalaman 1.256-1.497 m di bawah permukaan. Sumber panas pada sistem panas bumi ini diperkirakan berasal dari aktivitas volkanisme Gunung Tangkoko. Sistem panas bumi di daerah penelitian merupakan sistem bertemperatur menengah dan diperkirakan mempunyai sumber daya spekulatif sebesar 20 MWe.