Dengan kondisi daerah Indonesia terletak di daerah rawan gempa, maka perlu direncanakan struktur bangunan tahan gempa. Pada tugas akhir ini dibahas perencanaan komponen struktur bangunan tahan gempa, yaitu Sistem Rangka Bresing Konsentrik (SRBK). Mengingat penempatan bresing pada struktur dapat bervariasi maka perlu dikaji efek variasi lokasi pada kinerja struktur rangka bresing konsentrik. Di dalam tugas akhir ini, struktur bangunan yang dimodelkan adalah gedung perkantoran 12 lantai yang terletak di wilayah gempa 4. Nantinya akan ada 3 model bangunan bresing dimana model 1 memiliki bresing pada perimeter sudut bangunan, untuk model 3 bresing berada terpusat di perimeter bangunan dan untuk model 2 bresing merupakan kombinasi dari model 1 dan 3 dimana bresing berada di sudut dan di tengah perimeter bangunan. Struktur bangunan tersebut dimodelkan dengan bantuan program ETABS. Kemudian beban gempa direncanakan dengan respon spektrum. Berdasarkan metode tersebut, model struktur bangunan akan dianalisis dengan batasan-batasan yang sudah ditetapkan pada ruang lingkup tugas akhir ini. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa struktur model 2 memiliki nilai daktilitas dan reduksi gempa yang paling baik dibanding model struktur yang lain. Namun penggunaan model 2 perlu dikaji ulang terhadap beban gempa bolak-balik. Sementara untuk struktur model 1 memiliki mekanisme keruntuhan yang paling baik, hal ini dimungkinkan karena posisi bresingnya tepat sehingga mampu memikul gaya-gaya yang bekerja dengan baik. Untuk struktur model 3 memberikan nilai kekakuan yang paling besar diantara struktur yang lain, hal ini menunjukkan struktur model 3 kurang baik untuk diletakkan di daerah yang rawan gempa.
Perpustakaan Digital ITB