Kebutuhan baterai sekunder semakin meningkat setiap tahunnya. Baterai sekunder yang menggunakan elektrolit cair memiliki kelemahan. Polimer elektrolit padat merupakan elektrolit alternatif yang dikembangkan guna menggantikan jenis elektrolit cair yang telah ada sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh fosfatasi pada membran elektrolit campuran garam litium perklorat dan kitosan. Untuk mengetahui pengaruh komposisi masing-masing komponen terhadap sifat polimer elektrolit yang diperoleh, dilakukan karakterisasi melalui analisis gugus fungsi dengan FTIR (Fourier Transform Infrared), hantaran dengan EIS (Electrochemical Impedance Spectroscopy), analisis ketahanan termal dengan TGA (Thermogravimetric Analysis), analisis morfologi dengan SEM (Scanning Elektron Microscope), dan analisis kekuatan mekanik. Membran campuran kitosan dan litium perklorat difosfatasi dengan menggunakan bantuan gelombang mikro selama 60 detik. Nilai derajat deasetilasi kitosan yang diperoleh dari kulit udang adalah 75,4 %. Massa molekul relatif (Mv) kitosan yang diperoleh melalui metode viskometri adalah 796.792 g/mol. Fosfatasi maupun penambahan garam litium perklorat dapat meningkatkan konduktivitas membran. Konduktivitas membran kitosan meningkatkan dari 6,33x10-6 S/cm menjadi 5,54x10-4 S/cm setelah difosfatasi, sedangkan konduktivitas membran kitosan maksimum setelah ditambahkan litium perklorat adalah 6,01x10-4 S/cm. Membran kitosan dengan litium perklorat sebanyak 15% dan difosfatasi dengan perendaman 2 jam pada asam fosfat memiliki konduktivitas 1,37x10-3 S/cm, ketahanan mekanik 40,2 MPa, serta ketahanan termal yang lebih baik. Membran kitosan litium terfosfatasi dengan litium perklorat sebanyak 15% sangat berpotensi digunakan untuk polimer elektrolit pada aplikasi baterai litium.
Kata Kunci : fosfatasi, kitosan, litium perklorat, polimer elektrolit
Perpustakaan Digital ITB