Angin laut yang mengalir melalui beberapa Chiller bertipe
pendingin udara yang tersusun segaris dengan aliran angin mengakibatkan Chiller yang menerima udara keluaran Chiller pertama, mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut terjadi pada tahun ke-2 dari 15 tahun umur pemakaian normal Chiller. Penyusunan posisi kondensor yang tidak segaris dengan angin laut diperkiran mampu mencegah kerusakan tersebut.
Hal ini dapat dibuktikan dengan pengamatan distribusi temperatur udara di sekitar kondensor berpendingin udara.
Pengamatan distribusi temperatur dilakukan dengan metoda
eksperimen dari simulator kondensor dengan skala geometri 1:100, dan dibantu dengan simulasi numerik CFD. Eksperimen dilakukan dengan memvariasikan susunan kondensor terhadap adanya angin, kecepatan angin datang, dan jarak antar kondensor.
Hasil menunjukkan dibutuhkannya rasio jarak antar pusat kipas kondensor dengan diameter kipas kondensor. Apabila susunan kondensor diletakkan segaris arah angin berkecepatan 2,1 m/s sebaiknya rasio ini minimum 9 sedangkan jika tegak lurus arah angin rasio minimum adalah 3,8.
Pada kota yang dilalui angin laut, dalam memenuhi kebutuhan
pendinginan udara gedung, apabila dibutuhkan kondensor yang banyak, sebaiknya susunan kondensor diletakkan tegak lurus dengan arah angin laut. Perbandingan jarak antar pusat kipas kondensor dengan diameter kipas kondensor yang disusun tegak lurus arah angin sebaiknya minimum 3,8.
Perpustakaan Digital ITB